DEMOKRASI.CO.ID - Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Tengku Zulkarnain mengomentari soal buzzer bayaran. Menurutnya, buzzer itu dikerahkan dan dibayar untuk menyerang Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini mengatakan, pengerahan buzzer juga untuk menutupi keturunan PKI yang semakin nyata terlihat.
“Kandang para keturunan PKI makin kelihatan nyata…Bagaimana cara menutupinya…? Kerahkan Buzzers bayaran dan serang MUI…Hemm…,”cuit di akun Twitternya, Sabtu (12/09/2020).
Cuitannya itu menanggapi soal MUI yang secara resmi menolak rencana program sertifikasi dai yang akan dilakukan oleh Kementerian Agama.
Sekadar diketahui, program sertifikasi bagi dai atau penceramah tersebut sudah dijalankan MUI sejak September 2019 atas permintaan Kementerian Agama.
Berawal dari kisruh registrasi 200 penceramah oleh Kemenag pada 2018. Hingga saat ini MUI sudah melahirkan tiga angkatan program ulama atau dai bersertifikat.
