DEMOKRASI.CO.ID - Di tengah kegeraman banyak umat muslim dunia akan pernyataan Presiden Perancis Emmanuel Macron terkait dengan gambar atau karikatur Nabi Muhammad, muncul kabar bahwa saluran televisi pusat China, CCTV menayangkan gambar Nabi Muhammad dalam sebuah serial TV.
Mengutip kabar yang disiarkan oleh saluran televisi berbasis berita berbahasa Inggris di India, WION pada akhir pekan kemarin, disebutkan bahwa dalam salah satu adegan di serial TV tersebut, dikisahkan ada seorang dutabesar dari Arab yang mengujungi Tiongkok selama pemerintahan Dinasti Tang.
Dalam kunjungannya tersebut, sang dutabesar menghadiahkan potret Nabi Muhammad kepada kaisar Tiongkok. Dalam adegan tersebut, kabarnya ada dialog di mana tokoh dutabesar Arab itu mengatakan, “Ini adalah potret Tuhan negara kita, Muhammad,”.
Cuplikan adegan tersebut mulai menyita perhatian publik dunia setelah pertama kali diunggah oleh seorang aktivis HAM Uighur bernama Arslan Hidayat melalui akun Twitternya @arslan_hidayat pada tanggal 27 Oktober 2020 lalu.
“Gambar Nabi Muhammad (SAW) dalam serial TV di saluran TV pemerintah China, CCTV. Konteks (adegan): seorang duta besar dari negara Arab menghadiahkan potret Nabi Muhammad (SAW) kepada kaisar selama Dinasti Tang,” tulisnya.
“Bisakah kita sekarang memboikot barang-barang China?” sambungnya.
Pertanyaan Arslan itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, ketika Macron membela hak kebebasan berekspresi, termasuk dalam konteks menunjukkan gambar atau karikatur Nabi Muhammad seperti yang dilakukan oleh Samuel Paty, muncul kecaman dan gerakan boikot barang-barang dari Perancis terutama dari kelompok-kelompok Muslim. Pernyataan Macron dianggap melukai umat Muslim.
Kini Arslan seakan mengajukan pertanyaan serupa, akankah mereka yang memboikot produk-produk Perancis melakukan hal yang serupa pada China setelah gambar Nabi Muhammad ditayangkan di televisi mereka secara eksplisit?