logo
×

Senin, 23 November 2020

IPW Tantang FPI jadi Parpol: Kalau HRS jadi Presiden Biar Gak Provokasi dan Memecah Belah NKRI untuk Kekuasaan

IPW Tantang FPI jadi Parpol: Kalau HRS jadi Presiden Biar Gak Provokasi dan Memecah Belah NKRI untuk Kekuasaan

DEMOKRASI.CO.ID - Indonesia Police Watch (IPW) menyarankan Habib Rizieq Shihab (HRS) mengubah Forum Pembela Islam (FPI) menjadi partai politik (parpol).

Demikian disampaikan Ketua Peresedium IPW Neta S Pane kepada PojokSatu.id, di Jakarta, Senin (23/11/2020).

“Rizieq dan FPI jika memang ingin berkuasa di negeri ini, FPI hendaknya dijadikan partai dan ikut Pemilu 2024,” ujarnya.

Dengan begitu, kata Neta, hasrat HRS untuk menjadi penguasa bisa langsung disalurkan melalui Pemilu 2024 mendatang.

Jika nantinya HRS menang dan berhasil dalam pemilu itu, ia tak perlu sibuk lagi memprovokasi ummat demi kepentingannya menjadi penguasa.

“Menang dalam pemilu dan Pilpres 2024, Rizieq tentunya bisa menjadi presiden. Jadi, tidak perlu memprovokasi dan memecahbela ummat dan NKRI untuk meraih kekuasaan,” tutur dia.

Meski demikian, IPW meminta kepada HRS untuk tidak seenaknya berbuat sesuatu yang akan memicu terjadinya kontroversial.

Sebab, ungkap Neta, Indonesia merupakan negara hukum di mana segala tindakan diatur oleh Undang-Undang.

“Indonesia adalah negara hukum, semua pihak harus taat kepada hukum. Jangan seenaknya sendiri,” katanya.

Neta pun menilai FPI dan Rizieq Shihab sudah bertindak seenaknya sendiri dan selalu menebar provokasi.

“Seakan-akan paling benar sendiri dan semau gue di negeri ini. Padahal tujuannya untuk memprovokasi dan memecah belah NKRI,” kritiknya.

Neta juga kembali menyoroti terkait dengan pemasangan baliho HRS di sejumlah daerah.

Pane meminta pihak kepolisian untuk secepatnya menangkap orang yang memasang spanduk atau baliho HRS lantaran memasang tanpa surat ijin.

“TNI harus menangkap pemasangn baliho Habib Rizieq dan menyerahkannya kepada polri,” pungkasnya.[]

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: