logo
×

Senin, 30 November 2020

Malam Sebelum Edhy Prabowo Ditangkap, Effendi Gazali Berdebat dengan Stafsus

Malam Sebelum Edhy Prabowo Ditangkap, Effendi Gazali Berdebat dengan Stafsus

DEMOKRASI.CO.ID - Ketua Komisi Pemangku-Kepentingan dan Konsultasi Publik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP2-KKP) Effendi Gazali bercerita bahwa ia sempat berdebat dengan staf khusus menteri, malam sebelum Edhy Prabowo dicokok Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Perdebatan terjadi di grup perpesanan instan yang berisi tim KKP dan eksportir.

“Puncak dari semua itu ada di grup WhatsApp, saya mengirimkan tujuh pertanyaan kepada staf khusus,” ujar Effendi dalam webinar bersama Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI), Senin, 30 November 2020.

Pertanyaan tersebut merujuk pada kejanggalan staf khusus dalam mengatur asosiasi eksportir, penentuan jasa perusahaan pengiriman, hingga tingginya harga pengiriman benur yang mencapai Rp 1.800 per ekor. Staf khusus diduga memiliki peran penting dalam menentukan tata kelola hingga tata niaga ekspor lobster.

Adapun staf khusus yang ia maksud ialah Ketua dan Wakil Ketua Tim Uji Tuntas atau Due Dilligence, yakni Andreau Pribadi dan Safri, yang keduanya telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Berdasarkan pertanyaan yang disorongkan, Effendi merasa tidak memperoleh jawaban yang memuaskan.

“Dia (staf khusus) mengklaim ekspor akan tetap jalan terus selama didukung presiden dan nelayan tidak demo,” tutur Effendi.

Andreau diduga menunjuk PT Aero Citra Kargo atau ACK yang menjadi satu-satunya perusahaan pengirim ekspor benih lobster. Perusahaan ini mematok tarif Rp 1.800 per ekor, jauh di atas harga wajar yang hanya Rp 200-300 per ekor.

Ketidakwajaran tersebut sempat disinggung tim penasihat ahli KKP dalam pertemuan nasiona dengan para inspektorat jenderal di Alila Sentul, 22 Oktober lalu. Namun, Edhy Prabowo tak menggubris peringatan tim penasihat.

Effendi mengakui pihaknya tidak memiliki akses langsung dengan staf khusus. “Kami di tim yang berbeda,” ujarnya.

Direktur PT Grahafoods Indo Pasifik Chandra Astan mengatakan sejumlah eksportir mempertanyakan tarif angkut yang mahal. Sebab, pengirimannya dihitung per ekor. “Tapi kami tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan jasa ACK. Kalau tidak, akan dipersulit,” katanya.[]

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: