logo
×

Kamis, 17 Desember 2020

Husein Shihab: Mimpi Haikal Hassan Berbahaya, Bisa Picu Keonaran

Husein Shihab: Mimpi Haikal Hassan Berbahaya, Bisa Picu Keonaran

DEMOKRASI.CO.ID - Sekjen Habib Rizieq Shihab (HRS) Center, Haikal Hassan dipolisikan usai menceritakan mimpinya didatangi Rasulullah SAW.

Pelapor, Husein Shihab menganggap cerita mimpi Ustadz Haikal Hassan sebagai berita bohong alias hoaks.

Kata dia, Haikal menyampaikan bermimpi Rasulullah saat pemakaman 6 anggota FPI yang tewas usai baku tembak dengan polisi di tol Jakarta-Cikampek KM50.

Video tersebut kemudian viral usai diunggah oleh akun Twitter @wattisoemarsono.

Laporan dibuat karena pelapor menganggap ceramah Haikal provokatif.

Sebab Haikal menyebut siapapun yang tengah dirundung duka akan didatangi oleh Rasulullah.

Perkataan tersebut bisa memicu terjadinya kesalahpahaman di masyarakat yang berujung keonaran.

“Ceramah Haikal Hassan itu berbahaya jika dikonsumsi masyarakat awam soal mimpi Rasulullah,” kata Husein.

Laporan tersebut terigister di Polda Metro Jaya dengan nomor TBL/7433/XII/YAN.2.5/2020/SPKT PMJ tertanggal 14 Desember 2020. Adapun yang dilaporkan oleh pelapor yakni Haikal Hassan, dan pemilik akun @wattisoemarsono.

Keduanya dilaporkan atas dugaan pelanggaran Pasal 28 ayat 2 UU RI nomor 19 tahub 2016 tentang ITE dan atau Pasal 156 huruf A KUHP dan atau Pasal 14-15 UU nomor 1 tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana.

Lalu bagaimana menurut pandangan agama?

Berikut penjelasannya sebagaimana dirangkum PotensiBisnis.com dari berbagai sumber.

Mimpi dalam Islam, dibagi menjadi tiga, yakni bisikan hati, ditakuti setan, dan kabar gembira dari Allah sebagaimana hadits yang diriwayatkan Bukhari.

Namun, dalam Islam juga ternyata kita tidak boleh menceritakan mimpi kepada orang lain saat terbangun.

Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW sebagai berikut:

“Ketika kalian mengalami mimpi buruk, hendaknya meludah ke kiri tiga kali dan memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan setan dan dari dampak buruk mimpi. Kemudian, jangan ceritakan mimpi itu kepada siapa pun, maka mimpi itu tidak akan memberikan dampak buruk kepadanya,” HR. Muslim.

Nah, jika mimpi buruk tidak boleh diceritakan, sedikit berbeda dengan mimpi baik. Mimpi baik boleh saja diceritakan tapi sebaiknya berhati-hati.

Hal ini coba mengingat kembali kisah Nabi Yusuf 'alaihissalam ketika ia menceritakan mimpinya kepada ayahnya, Nabi Yakub 'alaihissalam.

Di mana saat usianya masih anak-anak, Nabi Yusuf bermimpi matahari, bulan, dan sebelas bintang bersujud kepadanya.

Mimpi tersebut tentu termasuk mimpi baik dan sebuah isyarat dari Allah SWT kepada Nabi Yusuf.

Namun saat Nabi Yusuf menceritakan mimpinya kepada ayahnya, sang ayah berpesan kepada Nabi Yusuf agar tidak menceritakan mimpinya kepada saudaranya.

Hal itu karena sang ayah takut timbul perasaan iri dari para saudara Nabi Yusuf yang malah membuat hidupnya dalam bahaya.

Bahkan kisah tersebut diabadikan dalam firman Allah SWT dalam surat Yusuf ayat 5:

“Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia,” QS. Yusuf: 5.

Dengan begitu, salah satu ulama mengatakan bahwa boleh saja menceritakan mimpi baik, tetapi kepada orang terdekat yang benar-benar menyayangi kita dan tidak ada iri di hatinya. Wallahu 'alam bissawab.***

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: