logo
×

Minggu, 24 Januari 2021

Taubat Politik Jusuf Kalla

Taubat Politik Jusuf Kalla

Oleh:M. Rizal Fadillah

PERIODE pertama Jokowi didampingi Jusuf Kalla tidak membawa hasil konstruktif. Sesuai dengan prediksi JK sendiri bahwa jika Jokowi menjadi presiden hancur negeri ini. Ungkapan pada bulan Mei 2014 ternyata terbukti.

Kegaduhan demi kegaduhan mewarnai negara. JK yang menjadi wapres tak berkutik "mengawal" Jokowi yang ternyata lebih kuat dikawal oleh taipan dan pengaruh pemerintah China.

Wapres JK saja yang berpengalaman dan matang berpolitik mampu "dimatikan" Jokowi, apalagi KH Maruf Amin yang tidak berpengalaman dan hanya berfungsi sebagai “vote getter” saat pilpres. Jokowi sendiri sebenarnya lemah, hanya lingkungan kepentingan sekitarnya sangat dominan sehingga mampu memproteksi dan diduga kuat mengendalikan.

JK seperti mulai menyadari kesalahannya yang menjadi “mede dader“ dari kerusakan ekonomi dan politik bangsa di bawah Pemerintahan Jokowi. Kini JK mulai turun gunung melangkah kembali di kancah perpolitikan nasional.

Ketika HRS menginjakkan kaki di tanah air ia rintis hubungan pertokohan dengan HRS dan Anies. Keduanya ternyata dianggap oleh Jokowi sebagai "oposan".

Ketika Pilpres AS dimenangkan Joe Biden dari Partai Demokrat, maka kedekatan JK dengan Biden akan berpengaruh pada kiprahnya. Dukungan global dimiliki dalam melancarkan peran ke depan pada Pilpres 2024. Tentu bukan capres tetapi sebagai "King Maker".

Memang JK yang ikut serta "berdosa" harus bertaubat. Saatnya untuk aktif beramal kebajikan meluruskan kiblat perjuangan bangsa yang berjalan terseok-seok salah arah. Tahun 2024 semestinya ada perubahan signifikan, bahkan di tahun sebelumnya. Rizal Ramli memprediksi krisis ekonomi tahun 2021 lebih berat dari tahun 1998. JK sebagai praktisi ekonomi tentu memahami pula kondisi ini.

Mengapa JK? Di samping mantan Wapres dua periode, juga mantan ketua umum partai besar Golkar. Pengusaha sukses. Mengetuai Dewan Masjid Indonesia dan Palang Merah Indonesia. Merujuk pada pandangan Rachmawati, JK kini menjadi salah satu "geng" kekuasaan yang berpengaruh di samping geng Jokowi, Luhut, dan geng Megawati.

Moga taubat politik JK dengan kerja kerasnya dapat membuahkan hasil gemilang. Perubahan politik yang lebih baik setelah ambyar habis di era Pemerintahan Jokowi.

Old politician never fade away. 

(Pemerhati politik dan kebangsaan)

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: