logo
×

Rabu, 24 Februari 2021

Kisah 'Bengkel Termahal di Bandung', Anehnya Malah Banjir Pelanggan

Kisah 'Bengkel Termahal di Bandung', Anehnya Malah Banjir Pelanggan

DEMOKRASI.CO.ID - Spanduk bengkel Alfa Oil yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta No. 363, Kota Bandung membuat alis mata mengernyit. Alih-alih membuat spanduk berisi promo ekonomis, sang pemilik bengkel malah mencantumkan yang sebaliknya, yakni 'bengkel termahal di Kota Bandung'.

Riris (45) sang pemilik bengkel mengatakan, spanduk tersebut baru dipasang pada akhir pekan yang lalu. Menurutnya, saat spanduk berwarna kuning tersebut dipasang banyak pengendara sepeda motor yang memotret dan terlihat penasaran.

"Jadi ramai, kalau di sini memang suka ramai. Nambah ramai (setelah dipasang spanduk), orang kan penasaran yang biasa ke sini, biasa - biasa aja. Tapi karena ini lampu merah perempatan, orang berhenti di sini kan, tapi jadi banyak yang ke sini. Baguslah ini dibikin kaya gini," kata Riris saat ditemui di bengkelnya, Selasa (24/2/2021).

Riris dan suaminya telah merintis usaha bengkel sejak 20 tahun yang lalu. Awalnya, usahanya berlokasi di Cibaduyut, namun delapan tahun yang lalu, mereka mulai melebarkan bisnisnya ke Jalan Soekarno-Hatta. "Pegawainya ada 11 orang, bukanya 24 jam," kata Riris.

Walau ditulis sebagai bengkel termahal di Kota Bandung, nyatanya harga jasa yang ditawarkan relatif wajar. Jasa perawatan sepeda motor berkisar dari Rp 30 ribu hingga Rp 60 ribu, tergantung jenis sepeda motor dan mesinnya.

"Harga di sini memang standar, harga kita malah lebih murah dari bengkel resmi," katanya.

Lalu dari mana Riris mendapatkan ide untuk memasang spanduk tersebut ?

Riris mengatakan, spanduk tersebut dipasang sebagai ungkapan satir kepada seseorang yang pernah mencemarkan nama baik bengkelnya di media sosial.

Kejadian itu berawal saat ada seseorang yang datang membawa motornya ke bengkel Riris untuk diperbaiki, sekitar jam 01.00 dini hari. Karena kondisi sepeda motor jenis bebek itu rusak berat, sehingga harus diperbaiki secara turun mesin.

"Terus dibongkarlah sama pegawai saya jam 1 malam, nah dia bilang gini saya, 'berapa sih' dia tanya, saya kasih estimasi harganya. Udah begitu ya udah oke, kasih dp dulu bang, berapalah terserah. dikasihlah uang Rp 300 ribu kan. nah oke, kan udah deal. Pulang lagi yang bawa motor ini, motor Vega," ucapnya.

Namun, ternyata pada pagi harinya, pemilik sepeda motor tersebut kembali ke bengkel dan membatalkan jasa. Pegawai bengkel pun akhirnya memasang kembali mesin dan Riris mengembalikan uang DP sebesar Rp 300 ribu tersebut.

"Udah pulang mungkin dia punya teman saya juga enggak ngerti, bilangnya begini 'naha ieu mahal-mahal teuing' (kenapa mahal sekali). Temannya kemudian buat postingan di Facebook, kemudian diviralkan kalau bengkel ini mahal, terus ada yang maki-maki lewat sms ke saya, karena di postingan itu ada nomor telepon saya," ujarnya.

"Kenapa banyak yang SMS, padahal motornya juga enggak ada. Sudah dibawa pulang, uangnya juga sudah dikembalikan, kok dia yang repot, makanya setelah itu kalau disebut termahal ya udah sekalian aja bikin spanduknya," kata Riris.(dtk)

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: