logo
×

Selasa, 16 Februari 2021

Tokoh Tionghoa: Din Syamsuddin Memang Radikal Dalam Mencintai Kerukunan

Tokoh Tionghoa: Din Syamsuddin Memang Radikal Dalam Mencintai Kerukunan

DEMOKRASI.CO.ID - Sosok Din Syamsuddin memang dianggap radikal dalam mencintai kerukunan dan punya kontribusi di level nasional hingga dunia.

Hal itu disampaikan oleh Ketua PP Permabudhi, Prof Philip K. Widjaja, yang memberikan testimoninya karena pernah bersama Din Syamsuddin dalam berbagai acara di dalam dan luar negeri.

"Bagaimana seorang yang diakui dunia, mempunyai kontribusi nyata dan konsisten selama puluhan tahun pada kerukunan dan perdamaian dunia, masih diragukan, masih disebut radikal? Menurut saya, memang radikal, beliau secara radikal mencintai kerukunan," ujar Philip kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (16/2).

Tokoh Tionghoa ini lantas membeberkan kontribusi nyata Din Syamsuddin. Mulai dari level nasional hingga ke level dunia.

Di Indonesia, kata Philip, Din Syamsuddin mendirikan Inter Religous Council (IRC) yang pimpinan dari enam agama duduk sebagai Presidium.

Ada MUI, PGI, KWI, PHDI, Permabudhi, Matakin, NU, dan Muhammadiyah. Jabatan Ketua Presidium pun dijabat bergiliran.

"IRC membuat para tokoh bisa duduk bersama untuk diskusi, dari diskusi telah mendekatkan hubungan baik dan saling pengertian, saling pengertian berlanjut menjadi saling menghormati, dan mencapai kerukunan antar agama," jelas Philip.

Selanjutnya, tutur Philip, di level Asia, Din Syamsuddin menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asian Conference of Religons for Peace (ACRP) yang bermarkas di Tokyo. ACRP merupakan induk dari IRC se-Asia.

"Pak Din menjabat sebagai Sekjen, dan kepercayaan itu mengandung tugas dan tanggung jawab yang tidak lah ringan," ujar Philip.

Kemudian di level dunia, Din Syamsuddin menjabat sebagai Co-President Religons for Peace (RFP) yang bermarkas di UN Building, New York, yang merupakan induk dari IRC sedunia.

"Terakhir pertemuan akbar dunia diadakan di Jerman setahun sebelum pandemi, dan dihadiri utusan dan delegasi lebih dari 100 negara," pungkas Philip.[rmol]

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: