logo
×

Sabtu, 19 Februari 2022

Dedi Mulyadi Marah Sampai Bentak Warga, Netizen: Indonesia Maju Kalau Dia Jadi Presiden

Dedi Mulyadi Marah Sampai Bentak Warga, Netizen: Indonesia Maju Kalau Dia Jadi Presiden

DEMOKRASI.CO.ID - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dedi Mulyadi, Marahi dan bentak warga yang jual obat terlarang. Kejadian tersebut menuai banyak komentar netizen.

Tindakan Dedi Mulyadi kemudian dibanjiri oleh pujian netizen. Salah satunya, yaitu komentar dari Arlene Xiano yang memuji Dedi Mulyadi, bahkan dirinya berpendapat bahwa Indonesia akan lebih maju jika Dedi Mulyadi menjadi presiden republik Indonesia.

“Pasti Indonesia lebih maju dan sehat klo pak Dedi jadi presiden RI,” tulis sang netizen.

Pernyataan tertulis dari sang netizen, tercantum dalam kolom komentar video yang diunggah channel youtube Kang dedi Mulyadi Channel, pada Jum’at, 18 Februari 2022, dengan judul ‘Kang Dedi Geram Suaranya Meninggi’.

Komentar netizen dalam video Dedi Mulyadi (youtube Kang Dedi Mulyadi Channel)


Kemarahan Dedi Mulyadi dikarenakan dirinya menemukan warga yang menjual obat-obat berbahaya atau terlarang.

Dikabarkan, obat yang dijual warga tersebut adalah eksimer dan lain-lainnya. Diketahui bahwa dampak dari meminum obat tersebut cukup berbahaya, walau memberikan kepuasan sesaat.

“Tadi bohong sama saya!, bilangnya gak jualan apa-apa!,” ujar Dedi Mulyadi membentak warga tersebut.

Bahkan, Dedi Mulyadi menyuruh warga tersebut untuk meminum obat yang ia jual secara ilegal.

“Uda deh gini, minum deh ambil air!, minum!,” ujar Dedi Mulyadi membentak.

Kemudian, warga tersebut enggan untuk meminumnya, ia mengaku tidak pernah mengonsumsi obat tersebut, melainkan hanya menjualnya.

“Kenapa gak pernah minum tapi jual?!,” ujar Dedi Mulyadi membentak.

Menurut keterangan warga yang dimarahi, dirinya hanya bekerja dengan seorang bos, ia mengaku terpaksa melakukan itu untuk memnuhi kebutuhan sehari hari. 

Kemudian, Dedi Mulyadi meminta kontak bos dari warga tersebut, untuk kemudian ditelusuri dan dihubungi.

Berdasarkan keterangan pelaku, dirinya berasal dari Aceh, dan dikirim untuk menjual obat-obat tersebut ke luar Aceh.

Dedi Mulyadi juga menyayangkan kinerja pemerintah daerah setempat, menurutnya itu adalah bentuk kelemahan dari pemerintah daerah setempat.

“Ini lemahnya di tingkat kelurahan, RT/RW, setiap yang datang tidak pernah didata, pekerjaannya apa, apa yang dilakukan, gimana kalau terorisme? mudah sekali terjadi, lemah!,” ujar Dedi Mulyadi menandaskan. [terkini]

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: