logo
×

Sabtu, 05 Maret 2022

NATO Tolak Bantu Hadapi Rudal dan Pesawat Rusia, Presiden Ukraina: Sangat Lemah dan Membingungkan

NATO Tolak Bantu Hadapi Rudal dan Pesawat Rusia, Presiden Ukraina: Sangat Lemah dan Membingungkan

DEMOKRASI.CO.ID - Organisasi Pertahanan Atlantik Utara atau yang dikenal dengan nama NATO menolak ajakan Ukraina untuk membantu negara tersebut dalam melindungi wilayah langitnya dari rudal dan pesawat-pesawat tempur Rusia.

NATO memberikan pernyataan penolakan tersebut pada pada Jumat, 4 Maret 2022.

Pasukan NATO mengaku waswas dan tidak ingin terseret dalam perang dengan Rusia di Ukraina.

Sejauh ini, negara-negara Eropa berjanji akan menjatuhkan lebih banyak sanksi untuk menghukum Presiden Rusia Vladimir Putin.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy sudah mengajukan permohonan kepada NATO agar membuat zona larangan terbang ke wilayah langit Ukraina.

Diketahui, Rusia sudah melancarkan invasi ke Ukraina lewat jalur darat, laut, dan udara sejak 24 Februari 2022.

Namun, di luar dugaan bahwa kali ini NATO menolak untuk membantu Ukraina karena merasa tidak ingin terlibat dengan konflik negara tersebut.

“Kami bukan bagian dari konflik ini,” kata Sekjen NATO, Jens Stoltenberg sebagaimana dikutip dari Reuters pada 5 Maret 2022.

Pihak NATO mengungkapkan bahwa alasan mereka tidak ingin terlibat perang di Ukraina karena sebagai upaya mencegah agar perang melebar ke hingga negara lain.

“Sebagai sekutu NATO, kami memiliki tanggung jawab untuk mencegah perang ini merembet ke luar Ukraina karena itu akan lebih berbahaya, lebih menghancurkan, dan akan menyebabkan lebih banyak penderitaan manusia,” katanya setelah pertemuan NATO di Brussels.

Ukraina merupakan negara bekas pecahan Uni Soviet, yang saat ini ingin menjadi negara Uni Eropa dan bergabung dengan NATO.

Tindakan Ukraina tersebut dinilai Rusia sebagai hal yang bisa mengancam keamanan dan pengaruh Rusia.

Sejak melancarkan invasinya, Rusia tidak hanya menembaki dan menyerang infrastruktur militer Ukraina. Area pemukiman penduduk dan infrastruktur milik warga sipil juga menjadi terkena dampak perang.

Selain itu, Rusia juga saat ini sudah mengambil alih dua kawasan reaktor nuklir dan itu sempat membuat khawatir pemerintah Ukraina.

Di samping itu, Presiden Zelenskiy dengan tegas mengkritisi penolakan NATO yang menyatakan bahwa tidak ingin terlibat perang.

Zelenskiy sangat menyayangkan penolakan dari NATO dan menyebut bahwa keputusan tersebut sama dengan memberikan lampu hijau kepada Rusia untuk membombardir Ukraina.

“Hari ini ada sebuah pertemuan NATO, Pertemuan ini sangat lemah dan membingungkan. Yang jelas, di pertemuan kali ini tidak seorang pun yang mempertimbangkan pertempuran ini demi tujuan utama, yakni kebebasan Eropa,” ujar Zelenskiy.

Rusia dan Ukraina merupakan dua negara yang saling bertetangga secara geografis. Saat ini banyak sekali bangunan apartemen yang hancur akibat serangan Rusia di Borodyanka, Ukraina.

Sejak Rusia meluncurkan invasinya pada 24 Februari 2022, negeri beruang merah tersebut telah membombardir sejumlah kota di Ukraina.

Hal tersebut menuai banyak sanksi ekonomi dari negara barat yang dijatuhkan kepada Rusia.***

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: