logo
×

Senin, 04 April 2022

Di Negara Kapitalis, Salat Teraweh Dilaksanakan Tanpa Prokes, Warganet: Indonesia Kenapa Malah Diatur Oleh Kafir?

Di Negara Kapitalis, Salat Teraweh Dilaksanakan Tanpa Prokes, Warganet: Indonesia Kenapa Malah Diatur Oleh Kafir?

DEMOKRASI.CO.ID - Nama Luhut tak henti menjadi perbincangan karena keterlibatannya dalam berbagai isu yang berujung pada polemik.

Selain IKN, Penundaan Pemilu, wacana kenaikan Pertalite dan gas LPG. Namanya sempat jadi sorotan pula karena ikut mengatur soal salah terawih yang hendak dilaksanakan oleh umat muslim.

Dalam hal ini, Ketua Umum DPP KNPI Haris Pertama secara terang-terangan memberikan sindiran kepada Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

Melalui akun Twitter pribadinya, Haris Pertama memberikan komentar mengenai aturan yang disampaikan Luhut.

Diketahui, Luhut memberikan izin kepada masyarakat yang hendak melakukan ibadah salat tarawih asalkan memakai masker dan sudah vaksin Booster.

Sontak, aturan yang disampaikan Luhut menuai banyak protes dari berbagai pihak.

“Di New York AS, negara Kapitalis-Sekuler, tarawih tanpa prokes digelar sampai ke jalan-jalan protokol di kota bisnis dunia tersebut. Disini yang katanya negara Pancasila non relegius, tarawih di Masjid/Mushola sekalipun, diatur-atur secara tidak masuk akal justru oleh seorang kafir? Memalukan ya?” tulis akun @HeriSuwondo2.

“Memang orang ini yg jadi sumber masalah” tulis akun @alisyarief.

“Silahkan pak presiden pecat si luhut menteri segala urusan, ini dia coba mengatur shalat terawih pakai masker & boster kemaren Mandalika, natal, imlek dia diam tanpa aturan hancor negeri ini kalo diskriminatif” tulis akun lain @energy_iman.

Dalam hal ini, Haris Pertama memberikan sindiran sekaligus peringatan kepada Luhut.

“Setiap masuk bulan Ramadhan selalu saja begini, urus saja urusanmu yang lain pak,” kata Haris dikutip dari akun Twitter resmi miliknya.

Lebih lanjut, Haris meminta agar Luhut tak mencampuri urusan umat muslim. [terkini]

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: