logo
×

Jumat, 22 April 2022

VIRAL Pria Berbaju Banser Dianggap Rasis saat Tanggapi Momen Suami Tsamara Amany Peluk Anies

VIRAL Pria Berbaju Banser Dianggap Rasis saat Tanggapi Momen Suami Tsamara Amany Peluk Anies

DEMOKRASI.CO.ID - Media sosial kini dihebohkan dengan ujaran rasis dari seorang pria berpakaian Ormas Banser.

Kini, pria itu menjadi trending topik dengan kata kunci 'rasis'

Pria dengan akun @GusNadjb awalnya menanggapi video saat Anies Baswedan datang ke pernikahan Tsamara Amany dan Ismail Fajrie Alatas.

Saat itu, Anies berpelukan dengan Ismail dan bersalaman dengan Tsamara.

Pria yang disapa Gus Najib lalu menuliskan kalimat rasis menanggapi video itu.

Diduga, ujaran itu buntut Tsamara hengkang dari PSI.

"Sesama antek Yaman saling berpelukan. Ternyata idealisme masih kalah dengan urusan ranjang.  Mungkin lebih maksimal penetrasinya.Play dong, play, "tulisnya di akun Twitternya, Jumat (22/4/2022).

Cuitan itu pun dikecam warganet, termasuk sejumlah nahdliyin yang mengaku kecewa dengan sikap Gus Najib yang diduga kader Ansor tersebut.

Warganet heran, sosok yang kerap mengaku sebagai nasionalis dan menjunjung toleransi justru bersikap seperti itu.

"1. Antek Yaman 2. Urusan ranjang 3. Maksimal penetrasinya Selain rasis, twit orang ini mengandung unsur pelecehan Liar biasa jahatnya," tulis @inisifanii

"Tsamara effect... Baru beberapa hari Tsamara Amany menyatakan mengundurkan diri dari PSI, langsung kaum nir adab menyerbu dgn derasnya, kicauan mereka luar biasa rasis dan fasis... bak bola liar menyenggol siapa saja yg didekatnya.. Jadi fakta BUZZERP itu nyata," tulis @6undul0h

Saat diingatkan, awalnya Gus Najib tak merasa bersalah dan terus menyerang siapapun yang tak sepaham dengannya.

Hingga cuitan itu menjadi viral dan Gus Najib memilih untuk menutup akun.

Semenjak keluar dari PSI, Tsamara Amany secara masif mendapatkan serangan di media sosial.

Ia bahkan kini disebut sebagai 'kadrun' oleh pihak-pihak yang tak senang ia keluar dari PSI.

Tsamara ungkap alasan mundur

Diberitakan sebelumnya, melalui media sosialnya, secara resmi Tsamara mengumumkan mundur dari Partai Solidaritas Indonesia atau PSI pada Senin (18/4).

Keputusan tersebut pertama ia sampaikan melalui media sosial, ia membuat video pengumuman tersebut dan diunggah di Youtube.

PSI pun menerima dengan positif keputusan yang diambil Tsamara Amany mundur dari PSI.

Kepada Kompas TV Tsamara mengungkapkan alasan sebenarnya mundur dari PSI.

Ia mengatakan dirinya mundur dari PSI karena alasan pribadi, dan akan terlibat dalam proyek-proyek di luar partai.

“Alasannya pribadi saja. Saya lagi ingin berjuang untuk beberapa isu perempuan dengan project di luar Parpol, fokus menyuarakan isu perempuan dan membantu perempuan dan isu-isu kesehariannya,” ujar Tsamara 

Ia juga menyebut tak akan jauh dari politik.

Namun, dirinya memilih tidak lagi terlibat dalam politik praktis untuk memperjuangkan isu-isu yang menjadi perhatiannya.

Tsamara pun tak menutup jalan untuk kembali bergeliat di politik praktis.

“Kembali di politik praktis tentu saja selalu terbuka di masa depan. Saya juga enggak jauh-jauh kok dari politik, tetap aktif menyuarakan isu sosial politik. Hanya enggak lewat politik praktis,” tuturnya.

Profil Tsamara Amany

Mengutip TribunnewsWiki.com, Tsamara Amany adalah seorang politikus muda yang lahir pada 24 Juni 1996.

Sebelum mengundurkan diri dari PSI, Tsamara menjabat sebagai Ketua DPP.

Menurut akun LinkedIn-nya, Tsamara lulus dari sekolah menengah di New Zealand Indonesia International pada 2014.

Setelahnya, ia menempuh S1 Ilmu Komunikasi di Universitas Paramadina Jakarta.

Kemudian, Tsamara menempuh S2 di New York University sejak Januari 2021

Sebelum terjun ke dunia politik, ia pernah menjadi karyawan magang di PT Royston Advisory Indonesia selama dua bulan.

Ia juga pernah magang di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama empat bulan, terhitung sejak Januari hingga April 2018.

Setelahnya, ia bekerja di PT Royston Advisory Indonesia sebagai Copywriter selama satu tahun.

Tsamara merupakan pendiri Perempuan Politik, organisasi yang bertujuan untuk mendidik perempuan, meningkatkan keterwakilan dan partisipasi mereka dalam politik Indonesia.

Namun, pada April 2018, ia meninggalkan Perempuan Politik dan fokus sebagai kader PSI.

Kecintaan Tsamara pada dunia politik sudah mulai terlihat sejak ia masih duduk di bangku sekolah menengah.

Pada 2014, ia pernah menulis tentang sosok Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menjadi idolanya.

Tsamara juga bergabung di Komunitas Pendukung Ahok (Kompak) dan menjadi saksi mewakili Kompak dalam sidang Mahkamah Konstitusi (MK) tentang syarat persentase maju jalur independen dalam Pilkada.

Tak hanya itu, saat Pilkada DKI Jakarta beberapa tahun lalu, Tsamara memberikan dukungannya kepada Ahok.

Ia mengaku mempunyai ikatan emosional dengan Ahok karena Tsamara pernah magang di balai kota beberapa bulan.

Karena tulisan-tulisannya, Tsamara dan sejumlah blogger lainnya pernah diundang Jokowi ke Istana Negara pada 2015.

Sosok Tsamara Amany mulai dikenal saat menunjukkan keberaniannya mendebat Fahri Hamzah yang kala itu menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI.

Ia termasuk vokal dalam menyuarakan pendapatnya terkait dunia politik.

Pada 2018 silam, ia pernah menyindir politik dinasti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Saya tak tau bagaimana seseorang yang diwarisi sebuah dinasti politik bisa mengklaim diri sebagai perwakilan anak muda.

Mewakili anak muda bukan sekadar soal usia.

Tapi juga soal kerja keras & kompetensi. Kita semua para politisi muda harus berupaya membuktikan itu," cuitnya di Twitter, dikutip TribunWow.com.

Sindiran Tsamara tersebut mendapat tanggapan dari Andi Arief dan Ferdinand Hutahaean.

Selain itu, Tsamara bersama teman-temannya di PSI juga getol mengkritik kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. [wartakota]

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: