logo
×

Selasa, 21 Juni 2022

Anies Diprediksi Pegang Tiket Capres Jika NasDem Gandeng PKS dan Demokrat

Anies Diprediksi Pegang Tiket Capres Jika NasDem Gandeng PKS dan Demokrat

DEMOKRASI.CO.ID - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, memberikan tanggapan terkait hasil rakernas NasDem pada Jumat (17/6). Hasilnya, ada tiga nama masuk daftar rekomendasi capres yakni Anies Baswedan, Muhammad Andika Perkasa dan Ganjar Pranowo.

Burhanuddin mengatakan, kans Anies maju sebagai capres di Pilpres 2024 masih belum aman. Sebab, NasDem tidak bisa mengusung capres sendiri karena aturan presidential threshold 20 persen.

"Anies dapat tiket? Mungkin kalau PKS jodoh dengan NasDem. Tapi butuh 1 partai lain. Bisa Demokrat. Tergantung konstelasi politik," kata dia, Senin (20/6).

Sejauh ini, NasDem belum memutuskan arah koalisi mereka. Sementara PKS semakin dekat untuk membangun koalisi dengan PKB dan dinamai dengan Koalisi Semut Merah.

Burhanuddin menjelaskan, meski nantinya NasDem dan PKS berkoalisi, masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Menurutnya, jika ingin pencapresan berjalan lancar, mereka harus mengamankan suara dari NU.

"Bukan hanya buat PKS, Pilpres ditentukan suara NU. Berdasarkan data tidak ada capres dalam sejarah yang menang tanpa Jatim kandangnya NU. Jadi Jatim, Jateng itu provinsi kunci," kata Burhanuddin 

"Saya tidak ingin mengecilkan provinsi lain. Tapi capres bisa kalah di Jabar. Tapi menang asal menang di dua provinsi ini. Dan separuh orang agama Islam merasa dekat dengan NU," tambah dia.

Oleh sebab itu, Burhanuddin berpandangan kunci jika ingin langkah pencapresan Anies lancar yakni selain NasDem menggandeng PKS, PKS harus bisa menambah suara terutama di basis NU.

"Jadi kuncinya kalau PKS mau suara min 50% di 2024 PKS harus tambah suara signifikan di basis NU. Karena PKS sudah kuat di Kabar, Banten sebagian Sumatera. Tapi Jateng dan Jatim PR," tutup dia. [kumparan]

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: