logo
×

Selasa, 02 Agustus 2022

Mutiara Baswedan Dianjurkan Berjilbab, Ade Armando: Bukan Keharusan, Anies akan Jadi Teladan

Mutiara Baswedan Dianjurkan Berjilbab, Ade Armando: Bukan Keharusan, Anies akan Jadi Teladan

DEMOKRASI.CO.ID - Putri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Mutiara Annisa Baswedan sukses melangsungkan pernikahan secara megah dan mewah selama tiga hari berturut-turut.

Tapi di tengah kebahagiaan tersebut, ada saja pihak-pihak yang nyinyir. Pegiat Media Sosial, Ade Armando mencontohkan Tifauzia Tyassuma atau Dokter Tifa yang menyebut Anies Baswedan punya satu kekurangan untuk maju sebagai calon presiden 2024.

Lewat cuitannya di Twitter, Dokter Tifa mengurai kurangnya Anies terletak pada sang putri Mutiara Annisa Baswedan yang tidak mengenakan jilbab. Jika itu dilakukan Anies, niscaya 85% suara muslim dalam genggaman.

"Wow ini pernyataan luar bisa. Memang bernada anjuran tapi di dalamnya terkandung ancaman," kata Ade Armando dalam tayangan Cokro TV di Youtube, dikutip pada Selasa (2/8/2022).

Bisa dibayangkan, kata Ade Armando, pemilihan presiden ditentukan oleh berjilbab atau tidaknya anak calon presiden. Bukan karena integritas dan kompetensinya. Tapi oleh jilbab putrinya.

"Saya tidak pernah melihat Mutiara berpakaian seksi. Dia juga tidak pernah mengenakan rok mini yang memperlihatkan paha dan berdada rendah. Mutiara itu tampil sebagai gadis cantik dan tetap menjaga norma," kata Ade.

Tapi bagi Tifa itu sepertinya tidak cukup. Ade menyebut, bagi dokter Tifa dan gerombolannya, jilbab adalah penentu baik buruknya akhlak seorang perempuan.

"Buat mereka perempuan yang tidak berjilbab disamakan dengan perempuan jalang yang akan membawa pria masuk neraka. Bahkan dokter Tifa menganggap jika Mutiara tidak berjilbab yang harus disalahkan adalah ayahnya," cetusnya.

Menurut dosen Universitas Indonesia ini bila putri Anies tidak berjilbab dan sang ayah membiarkannya itu akan jadi teladan penting bagi umat Islam konservatif yang mengidolakan Anies bahwa jilbab bukanlah sebuah keharusan.

Kata dia, jilbab adalah pilihan berpakaian yang bisa dikenakan, bisa juga tidak. Dan itu adalah cara pandang agama yang pluralis dan liberal.

"Ini penting karena jilbab adalah sebuah isu yang bisa merusak bangsa," pungkas Ade. (fajar)

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: