logo
×

Rabu, 03 Agustus 2022

Tingkatkan Kapasitas Prajurit, Latihan Gabungan “Super Garuda Shield” Diapresiasi Komisi I DPR

Tingkatkan Kapasitas Prajurit, Latihan Gabungan “Super Garuda Shield” Diapresiasi Komisi I DPR

DEMOKRASI.CO.ID -  Latihan militer gabungan "Super Garuda Shield" antara Indonesia dengan Amerika Serikat yang akan berlangsung hingga 14 Agustus mendatang dinilai sebagai sebuah kemitraan strategis. Terutama untuk mendorong kerja sama regional untuk mendukung kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Dalam latihan yang seremoni pembukaannya dilakukan hari ini, Rabu (3/8), sekurangnya 4 ribu personil tentara Indonesia dan Amerika Serikat akan menggelar latihan bersama di Baturaja, Amborawang, dan Dabo Singkep, Kepulauan Riau. Kegiatan ini juga diikuti tentara dari negara mitra seperti Australia, Singapura, dan Jepang.

"Kita memberi apresiasi digelarnya latihan gabungan militer ini yang pasti akan membawa manfaat positif baik dalam konteks kemitraan kita dengan Amerika Serikat maupun peningkatan kapasitas prajurit kita, termasuk upaya bersama mendorong kerjasama regional di kawasan Indo Pasifik," ucap anggota Komisi I DPR RI, Christina Aryani, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (3/8).

"Maka tentu saja kami berharap kesempatan baik ini dimanfaatkan semaksimal mungkin," imbuhnya.

Christina menuturkan, latihan gabungan skala besar yang mencakup Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara tersebut mendapat atensi DPR RI karena komitmen yang besar dalam konteks peningkatan kapasitas prajurit TNI serta dinamika ancaman kawasan yang membutuhkan penguatan kerjasama regional.

Politikus muda Partai Golkar ini juga menegaskan, melalui interaksi dengan tentara asing, prajurit TNI dapat memetik berbagai manfaat antaranya pertukaran ilmu, teknik, taktik maupun prosedur yang diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme mereka.

"Bukan hanya itu tentu saja, di level praktis latihan ini akan membuka wawasan prajurit kita, memberikan mereka kesempatan mempraktikkan bahasa asing, dan tentunya memperluas pergaulan. Ini sangat penting," tegasnya.

Peningkatan kapasitas ini, lanjut Christina, merespons beberapa hasil kunjungan kerjanya ke luar negeri (Belanda dan Italia), yang menemukan adanya kendala bahasa asing bagi prajurit TNI untuk dikirim belajar ke luar negeri.

"Saya selalu menanyakan kepada Atase Pertahanan kita di KBRI apakah ada kesempatan bagi personel Indonesia untuk dikirim belajar ke sana. Kesempatan tersebut ada, tapi sangat terbatas jumlahnya, tidak full scholarship dan ada kendala menyangkut bahasa," jelasnya.

"Nah kesempatan latihan militer gabungan seperti ini menjadi alternatif yang sangat baik, mengingat dampaknya bisa dirasakan oleh lebih banyak lagi personel militer kita," demikian Christina. [rmol] 

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: