logo
×

Selasa, 31 Januari 2023

Ledakan Bom Bunuh Diri di Masjid Peshawar Pakistan Menewaskan 44 Orang dan 157 Orang Luka-Luka

Ledakan Bom Bunuh Diri di Masjid Peshawar Pakistan Menewaskan 44 Orang dan 157 Orang Luka-Luka

DEMOKRASI.CO.ID -  Serangan teror bom yang menargetkan sebuah masjid di kompleks Polisi, tepatnya berada di Kota Peshawar, Pakistan terjadi pada Senin sore, 30 Januari 2023 waktu setempat, saat banyak orang berkumpul untuk melaksanakan ibadah salat.

Atas serangan bom yang meruntuhkan bangunan masjid tersebut, pejabat rumah sakit mengatakan setidaknya 44 orang tewas dan 157 lainnya mengalami luka-luka, bahkan banyak dari mereka dalam kondisi kritis.

Siddique Khan, seorang pejabat Kepolisian setempat mengatakan, penyerangan tersebut merupakan ledakan bom bunuh diri yang terjadi pada saat pelaku berada di antara jamaah.

Sarbakaf Mohmand, seorang komandan Taliban Pakistan (Tehreek-e-Taliban, atau TTP), mengaku bertanggung jawab atas serangan itu yang diunggah di akun media sosial Twitter. Namun, juru bicara utama kelompok bersenjata itu tidak tersedia untuk dimintai keterangan.

Masjid yang menjadi lokasi ledakan bom bunuh diri ini berada di dalam kompleks berbenteng tinggi yang mencakup markas besar kepolisian provinsi dan departemen kontra-terorisme, serta merupakan bagian dari zona merah kota, dimana terdapat sejumlah instansi penting pemerintah berada, termasuk Gedung Menteri Utama, Gedung Gubernur, dan Gedung Majelis Provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

Pihak berwenang mengatakan, sebagian bangunan masjid runtuh dan banyak orang terjebak di bawah puing reruntuhan. Bahkan kepala polisi Peshawar, Muhammad Ijaz Khan, menyampaikan pernyataan dalam siaran televisi bahwa kapasitas aula utama masjid hampir mencapai 300 orang dan hampir terisi penuh pada saat ledakan bom terjadi.

Banyak korban dari ledakan bom itu adalah petugas polisi yang tengah berkumpul untuk melaksanakan ibadah salat Zuhur. Dampak ledakan juga meruntuhkan atap masjid yang ambruk dan melukai banyak orang.

"Kami mengetahui bahwa teroris berdiri di baris pertama," kata Menteri Pertahanan, Khawaja Asif, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Aljazeera, 

Seorang petugas polisi berusia 38 tahun bernama Meena Gul yang selamat dalam ledakan tersebut mengatakan, ia berada di dalam masjid ketika bom meledak dan ia tidak tahu bagaimana ia bisa selamat tanpa cedera. Dirinya hanya mendengar tangisan dan jeritan setelah bom meledak.

Tim penyelamat berusaha keras untuk memindahkan gundukan puing dari halaman masjid dan membawa jemaah yang masih terperangkap di bawah reruntuhan.

Mantan Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan mengutuk atas serangan pengeboman itu, dan menyebutnya sebagai serangan bunuh diri teroris dalam sebuah unggahan di Twitter.

Serangan tersebut merupakan yang terburuk yang pernah terjadi di kota itu sejak Maret lalu, ketika sebuah bom bunuh diri di sebuah masjid Muslim Syiah pada saat salat Jumat yang menewaskan 64 orang dan melukai hampir 200 orang. Militan ISIS mengaku bertanggung jawab atas pengeboman tersebut.

Pakistan mengalami lonjakan kekerasan selama setahun terakhir, dengan banyaknya serangan terhadap petugas penegak hukum, khususnya di provinsi Khyber Pakhtunkhwa serta provinsi selatan Balochistan.

Peshawar, ibu kota provinsi Khyber Pakhtunkhwa, yang berada di tepi distrik kesukuan Pakistan yang berbatasan langsung dengan Afghanistan ini, sering kali menjadi sasaran kelompok militan, termasuk Taliban Pakistan.

Kelompok yang dikenal sebagai Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) adalah payung kelompok Islam Sunni yang ingin menggulingkan pemerintah dan menggantinya dengan pemerintahan Islam mereka sendiri.

Pada November tahun lalu, TTP telah melancarkan pemberontakan melawan negara Pakistan selama lebih dari satu dekade dan secara sepihak mengakhiri gencatan senjata dengan negara Pakistan.

Pada tahun 2022 saja, badan-badan pemantau Pakistan telah mencatat lebih dari 150 serangan yang diluncurkan oleh TTP, yang secara ideologis bersekutu dengan Taliban Afghanistan, di seluruh negeri dan menewaskan puluhan orang.

Pihak berwenang khawatir kembalinya kekuasaan Taliban di Afghanistan dapat memberanikan TTP dan menyebabkan kebangkitannya.

Kelompok tersebut menuntut penerapan interpretasi garis keras mereka terhadap hukum Islam, pembebasan anggotanya yang ditangkap oleh pemerintah, dan pembalikan penggabungan wilayah kesukuan Pakistan dengan provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

Kelompok inipun sering melakukan serangan yang menargetkan polisi dalam beberapa bulan terakhir. Pada bulan Desember lalu, militan Islam merebut pusat kontra-terorisme di wilayah barat laut dan menyandera untuk bernegosiasi dengan otoritas pemerintah setempat.***[pikiranrakyat]

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: