logo
×

Selasa, 10 Januari 2023

Megawati Curhat di Depan Ribuan Kader PDIP Soal Mantan Wali Kota Surakarta FX Rudy Dahulu Preman Lo...

Megawati Curhat di Depan Ribuan Kader PDIP Soal Mantan Wali Kota Surakarta FX Rudy Dahulu Preman Lo...

DEMOKRASI.CO.ID - Ketua Umum PDI-Perjuangan, Megawati Soekarnoputri sempat berlinang air mata ketika memberi pidato pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 PDIP di Jakarta International Expo (JIExpo), Jakarta, Selasa (10/1/2022). 

Momen mengharukan itu terjadi saat Megawati bercerita soal kader PDIP berlatar belakang sopir, bahkan ada pula yang pernah menjadi preman, tetapi dicintai rakyat.

Berpidato di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, dan ribuan kader PDIP, Megawati mengatakan pentingnya setiap anggota partai berlambang kepala banteng itu rajin turba alias turun ke bawah menemui rakyat.

Megawati mencontohkan Presiden Jokowi yang sering turba untuk merasakan keluhan dan menyelesaikan persoalan rakyat. "Beliau cuma ke sana, ke sana. Anak buahnya saya lihat pada kelengar semua. Itu namanya pemimpin," kata Megawati. Presiden Kelima RI itu lantas menceritakan pengalamannya sebagai ketua umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di masa Orde Baru.

Megawati menuturkan dirinya sering turba menemui rakyat, bahkan menjadi pioner pembentukan struktur kepengurusan partai sampai tingkat kecamatan.

"Saya bentuklah korcam (koordinator kecamatan). Itu saya jalan sendiri karena susah, orang pada takut, mana ada yang mau PDIP," kenangan Megawati.

Syahdan, Megawati menyebut sejumlah kader PDIP yang setia bersamanya dan rajin turba sejak Orba.

Awalnya, putri Proklamator RI Bung Karno itu menyebutkan nama FX Hadi Rudyatmo. Megawati menyebut ketua DPC PDIP Surakarta itu sempat berkecil hati turba karena sulit diterima rakyat. Menurut Megawati, sosok dengan panggilan Rudy itu dikenal sering berantem.

“Dulu, dia (FX Rudy, red) itu preman, lo," tutur Megawati mendedahkan latar belakang kader PDIP yang pernah menjadi wali kota Surakarta itu.

Setelah momen itu, mata Megawati terlihat berkaca-kaca. Dia juga teringat pada seorang sopir truk yang dicintai masyarakat karena bisa menyatu dengan rakyat.

"Ada sopir truk. Dia bisa menjadi bupati karena dicintai rakyat. Namanya Tasdi,” ucapnya. Tasdi merupakan kader PDIP yang pernah menjadi bupati Purbalingga.

Namun, kepemimpinannya di Pemkab Purbalingga berakhir oleh operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2018. Oleh karena itu, Megawati mewanti-wanti kadernya yang tidak bisa dekat dengan rakyat untuk meninggalkan PDIP.

“Jangan ada di PDIP. Jangan," kata Megawati dengan mata berkaca-kaca.

Tokoh kelahiran 23 Januari 1947 itu menegaskan setiap kader PDIP harus memiliki keterikatan atau bonding dengan rakyat.

PDIP pun mengangkat tema Genggam Tangan Persatuan dengan Jiwa Gotong Royong dan Semangat Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam untuk merayakan ultahnya yang ke-50. “Genggam Tangan Persatuan (tema HUT ke-50 PDIP) itu kalau tidak bonding, itu anyep," katanya.[populis]

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: