![]() |
Ilustrasi |
"Imbauan kepada masyarakat tersebut mengingat saat ini kemarau dan hutan mudah terbakar," kata Ketua LMA Silas Kalami di Sorong, Sabtu (31/10/2015).
Imbauan itu, kata Silas Kalami, merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Lembaga Masyarakat Adat untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan, terlebih hutan sagu.
Menurut dia, sebagian besar masyarakat lokal Kabupaten Sorong adalah petani dan mempunyai lahan pertanian yang relatif sangat luas.
Saat ini, kata Silas, Kabupaten Sorong dan sekitarnya kemarau. Kondisi itu dapat memicu terjadinya kebakaran hutan jika masyarakat tidak waspada saat membakar lahan perkebunan.
Ia mengajak masyarakat melindungi hutan sagu karena tanaman tersebut merupakan sumber pangan lokal bagi masyarakat, khususnya di Kabupaten Sorong.
Menurut Silas, tanaman sagu tidak hanya sumber pangan lokal, tetapi juga melindungi sumber air untuk kehidupan masyarakat setempat.
Sebulan terakhir, kata dia, sekitar 3 hektare hutan sagu Masyarakat Adat Malamoi di kawasan Mariat Pantai Kabupaten Sorong terbakar.
"Tanaman sagu tidak bisa terbakar tanpa ada unsur kesengajaan manusia," katanya.
Tim LMA Malamoi, lanjut dia, sedang turun ke lokasi kawasan hutan sagu tersebut untuk mengumpulkan data-data, kemudian menyerahkannya ke Polres Sorong.(rn)