![]() |
Megawati bersama Joko Widodo |
Namun, oleh para pendukung Presiden Joko atau biasa disebut Jokowers, penguatan itu rupiah itu karena junjungan mereka mengeluarkan paket kebijakan ekonomi jilid III.
Padahal, sebelumnya, sebagian dari mereka menyerang dan menyudutkan Agus Martowardojo sebagai orang yang membuat anjloknya nilai rupiah, bukan Joko sebagai presiden. Agus dituding oleh sebagian dari mereka sebagai bagian dari rezim moneter.
Menanggapi “sesat pikir” itu, Ketua Relawan Merah Putih Jawa Timur, Ferry Koto, menilai para Jokowers terlambat sadar.
“Hari ini Jokowers mengelu-elukan paket kebijakan 3, efek langsung terasa penguatan Rupiah. Dulu mereka membully orang-orang yang sarankan #TerlambatSadar,” kata Ferry pada lini masa akun Twitter-nya.
Ferry Koto pun menyampaikan sejumlah pesan khusus kepada Presiden Joko, agar mendengar pihak-pihak yang mengkritik dan bersikap jernih kepada para pemuja Jokowi yang memiliki pamrih.
Ia berharap Joko memiliki sikap bahwa para pengkritik pasti tidak ada pamrih dan tidak berharap apa-apa. Para pengkritik akan menyadarkan bahwa ada langkah atau kebijakan yang salah.
Akan halnya para pemuja, tambah Ferry, tidak akan peduli kebijakan atau langkah Jokowi salah, yang penting membela pujaan hati.
“Pemuja yang suka puja-puji Pak @jokowi itu hanya akan membuat hati Bapak senang dan tidak akan peduli itu menjerumuskan, buat indera tumpul. Sudah jadi catatan berbilang sejarah, para pemuja, yang suka memuja-muji pemimpin itu, selalu ada pamrih, contoh sudah banyak bertebaran,” kata Ferry.
Untuk mengenali pemuja yang berpamrih, tambahnya, Joko bisa menawarkan jabatan. “Cara mengenali pemuja yang pamrih tersebut cukup mudah, Pak @jokowi, tawarkan saja jabatan, yang bukan kompetensinya.
Pasti dengan bangga mereka terima. Karena ukuran mereka jabatan, bukan diukur mampu/tidak mereka emban amanah, tapi dianggap kepantasan sebagai balas jasa jadi pembela/pemuja :)” tuturnya.(pribuminews)