![]() |
SETYA NOVANTO. (dpr.go.id) |
Pertemuan yang berlangsung selama tiga jam itu membahas seputar kasus pencatutan nama presiden dan wakil presiden yang disebut Menteri ESDM Sudirman Said dilakukan Setya Novanto untuk meminta saham ke Freeport.
Pimpinan media yang hadir seperti Rappler Indonesia, New Mandala, Detikcom, Gatra, Kontan, Republika, Kompas, Koran Sindo, Media Indonesia, Rakyat Merdeka, Suara Pembaruan, Koran Jakarta, Kompas TV, MetroTV, Jak TV, Net TV, Berita Satu TV, dan TV One.
Dalam pertemuan tersebut, Novanto menjelaskan bahwa dirinya tidak mencatut nama presiden dan wakil presiden. Menurut dia presiden dan wakil presiden adalah pemimpin negara yang harus dijaga dan dihargai.
"Saya sudah jelaskan, saya tidak ada mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden. Presiden adalah lembaga yang harus kita hargai, karena beliau simbol negara, di mana saya harus hati-hati. Masalah saham, saya pastikan saya tidak pernah minta saham," ujar Novanto usai pertemuan dengan Forum Pimred.
Mengenai permohonan meminta saham, Novanto menjelaskan, sangat tidak mungkin PT. Freeport Indonesia memberikan sejumlah saham kepada pihak lain. Novanto mengakui permintaan saham masuk kedalam praktek korupsi.
"Kalau saya minta saham, itu sudah ada di masalah forum corruption practice, sudah ada aturannya, jadi saya nggak mungkin minta itu. Dan saya tau bahwa untuk saham sangat susah, sekarang saja saham kita baru 9 persen selama 40 tahun. Jadi perlu kita semua sadari marilah bersama antara DPR dan pemerintah bekerja sama untuk memperkuat khususnya perekonomian," tutup Novanto.(Rmol)