
NBCIndonesia.com - Ada dua pejabat sekaligus pengusaha yaitu Jusuf Kalla (JK) dan Luhut Binsar Panjaitan (LBP) bisa terseret kasus PT Freeport yang melibatkan Ketua DPR Setya Novanto dan pengusaha minyak Riza Chalid.
“Dalam rekaman itu LBP di sebut beberapa kali. Selama ini Luhut terkenal juga pengusaha dan bisa jadi terseret kasus ini. Begitu juga JK,” kata pengamat politik Muhammad Huda dalam pernyataan kepada intelijen, Rabu (9/12).
Menurut Huda, berdasarkan informasi yang beredar, pada 2011 lalu LBP memang berinisiatif menjembatani bagaimana dua kelompok suku di Papua, Amungme dan Komoro mendapatkan saham PT Freeport Indonesia. Di areal tanah ulayat dua suku itu menjadi sentra produksi emas dan tembaga PT Freeport Indonesia.
“Media waktu itu menyebut Moffet selaku pemilik Freeport Moffett mau memberikan saham 10 persen bagi kedua ulayat. Tentu saja usaha LBP dengan memberikan saham ke kelompok suku dikabarkan minta bagian saham juga,” papar Huda.
Huda mengatakan, waktu itu sebuah media menyebut LBP dengan PT Toba Sejahtera minta 6 persen saham dari pembagian saham kedua suku itu. “Kedua suku masing-masing mendapat dua persen, dan bisnis usaha LBP 6 persen,” ungkap Huda.
Kata Huda, usaha LBP mengambil keuntungan dalam mempertemukan dua suku di Papua untuk mendapatkan saham PT Freeport tidak ada kabarnya. “LBP sudah berusaha membawa tokoh kedua suku ke Amerika, tetapi ada masalah saat istri Etty Marasabessy mengalami kecelakaan di Mall di Singapura saat rombongan mereka transit di Singapura. Sampai sekarang tidak ada kabarnya lagi,” jelas Huda.
Huda mengatakan, JK yang di sebut dalam trankrip rekaman itu juga seorang pengusaha. “Sebagai seorang pengusaha hal yang sangat lumrah untuk mengambil keuntungan, terlebih lagi JK punya jabatan strategis,” ungkap Huda.
Huda berharap MKD juga meminta keterangan LBP dan JK dalam kasus ini serta saksi-saksi lainnya. “Aparat penegak hukum juga bisa menyelidiki nama-nama yang di sebut dalam transkrip rekaman itu,” ungkap Huda.(itl)