![]() |
Penembakan massal di California. ©REUTERS/NBCLA.COM/Handout |
USA Today melaporkan, setidaknya 14 pengunjung pusat difabel itu tewas, sementara 17 lainnya luka-luka. Kepala Polisi San Bernardino, Jarrod Burguan, mengatakan tiga pelaku sempat kabur naik mobil van warna hitam setelah membunuh banyak orang.
Polisi lantas berhasil mengejar para pelaku di jalan bebas hambatan selang satu jam setelah insiden. Baku tembak terjadi antara aparat dan tiga tersangka di jalanan.
Berdasarkan pengakuan Sersan Vicky Cervantes, dua pelaku tewas. Sejauh ini mereka diidentifikasi lelaki dan perempuan. "Satu pelaku lagi kami tahan," ujarnya seperti dilansir Los Angeles Times. Adapun motif penyerangan masih didalami.
Insiden di San Bernardino menjadi peristiwa penembakan paling mematikan di AS dalam tiga tahun terakhir. Sebelumnya, serangan yang lebih fatal terjadi ketika seorang lelaki menyerbu Sekolah Dasar Sandy Hook di Kota Newtown, negara bagian Connecticut, pada Desember 2012. Dalam insiden itu 27 orang tewas, termasuk pelaku penembakan.
Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama sedikitnya sudah 15 kali menyampaikan rasa belasungkawa setelah kasus penembakan semacam ini terjadi.
"Ini sudah menjadi rutin. Laporan ini jadi rutin. Respon saya di podium ini jadi rutin. Kita jadi mati rasa dengan hal ini," ujar Obama merespon insiden tersebut.

Kasus penembakan massal di Negeri Paman Sam mulai marak sejak 1982, seiring semakin longgarnya aturan kepemilikan senjata api. Angka korban juga terus bertambah. Pada 2014 terjadi 336 penembakan massal yang dicatat komunitas Reddit. Definisi penembakan massal artinya korban tewas mencapai empat orang atau lebih.
Sepanjang tahun ini saja sudah terjadi 351 penembakan massal. Jumlah korban juga terus bertambah. Pada tahun lalu 383 orang tewas, 1.239 luka. Sejauh ini di tahun ini sudah 447 orang tewas dan 1.292 luka.
Obama selama ini sudah berupaya membuat aturan kepemilikan senjata di Amerika diperketat tapi usahanya kerap digagalkan parlemen.
Sedangkan terkait penyelidikan kasus San Bernardino, polisi kesulitan menentukan motif para pelaku. Sekilas ada dugaan bahwa penembakan di Pusat Layanan Difabel itu aksi terorisme.
Polisi menemukan 12 bom pipa, 2.000 amunisi pistol kaliber 9 mm, ditambah 2.500 amunisi senapan larang panjang .223, dan ratusan perkakas yang dipersiapakan untuk pembuatan bahan peledak di kediaman Farook, Distrik Redland, California.
Penyidik Biro Investigasi Federal (FBI), David Bowdich, mengatakan ada indikasi serangan menewaskan 14 orang dan melukai 17 lainnya itu terkoordinasi dengan baik. Artinya, motif terorisme harus dipertimbangkan.
Seluruh pelaku memakai senapan AK-47, SR-15, serta memakai penutup kepala. Ketiga pelaku juga mengenakan rompi antipeluru.
"Tapi ini baru kesimpulan prematur. Penyelidikan masih di tahapan yang sangat awal terkait motif. Kami akan mengikuti petunjuk yang tersedia," ujarnya.
Dalam pidato terpisah, Obama mendapat laporan bahwa insiden San Bernardino belum tentu terorisme. Seorang saksi mata menyatakan Farook yang pernah bekerja di pusat difabel itu nampak marah-marah di rumahnya. Bersama tunangannya itu, dia lalu membawa senapan laras panjang dan banyak amunisi ke gedung Inland Regional Center.
"Sehingga bisa saja ini terkait dengan masalah pelaku di tempat kerjanya," kata presiden AS.
Lepas dari apa motif Farook dan istrinya membantai banyak orang, Obama kembali mengajak publik mendukungnya mengatur peredaran senjata api. Itulah pangkal masalah utama yang harus diatasi, untuk meminimalisir kekerasan bersenjata di Negeri Paman Sam.
"Seandainya ini memang tindak terorisme, bayangkan kondisinya seperti ini. Kita membikin daftar seseorang terindikasi radikal agar tidak bisa naik pesawat. Tapi orang yang masuk daftar itu masih dengan mudah membeli senjata di AS, lalu tidak ada yang bisa kita lakukan," kata Obama.(mdk)