![]() |
kereta cepat Shinkansen. ©AFP PHOTO/JIJI PRESS |
Padahal lumrahnya paling tidak membutuhkan waktu 60 hari atau lebih.
"Bukannya saya rasis atau berpihak pada Jepang, tapi saya takutkan proyek kereta cepat ini memiliki kualitas yang sangat buruk, bayangkan saja untuk melakukan uji amdal, China hanya perlu waktu sekitar satu bulan untuk mengerjakannya," kata Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio dalam sebuah diskusi di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (23/1).
Bukan tanpa alasan, hal itu ia katakan karena sebelumnya dalam proyek kerja sama RI-Tiongkok pada proyek pembangkit listrik Fast Track Programme (FTP) tahap I, sebesar 10 ribu megawatt (MW), sering terjadi kerusakan alat. Bahkan, mesin pembangkit listriknyapun sudah mati hanya dalam waktu satu tahun.
"Itu mesin KW 2 (berkualitas buruk) mungkin yang dikasih kita," selorohnya. (RMOL)