
NBCIndonesia.com - Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yudha, mengatakan kondisi Partai Golkar saat ini seperti berada di lingkaran setan. Dirinya berpendapat bahwa satu-satunya jalan menyelesaikan konflik Golkar yakni digelarnya Muasyawarah Nasional (Munas).
"Apakah namanya itu Munaslub atau Munas. Agar konfliknya dilakukan secara terlembaga kemudian di sana dilakukan secara terbuka dan menerima. Menangnya dilakukan seterbuka nanti,"ujar Hanta Yudha di Jakarta, Sabtu (9/1/2016).
Meski demikian, Hanta mengingatkan bahwa ada dua faktor penentu siapa yang dapat memenangkan Munas Partai Golkar. Dua faktor itu yakni uang dan kekuasaan.
"kapital uang. Itu sangat menentukan dan pengaruh kekuasaan. Siapa yang mempunyai kekuasaan dia yang menang,"ujar Hanta.
Dua faktor itu, kata Hanta, terbukti saat penyelenggaraan Munas Partai Golkar sebelumnya. Pertama, di Munas Partai Golkar tahun 2004, saat itu Jusuf Kalla yang maju sebagai calon Ketua Umum memiliki dua kekuatan tersebut sehingga bisa mengalahkan pesaingnya Akbar Tanjung. Terlebih, JK menjabat Wakil Presiden di tahun 2004.
Kemudian, di Munas Partai Golkar tahun 2009, saat Aburizal Bakrie (ARB) mengalahkan pesaingnya Surya Paloh. Menurutnya, secara kekuatan finansial, keduanya sama-sama kuat, namun saat ARB lebih didukung oleh pemerintah sehingga lebih unggul.
Kasus di 2004 , itu JK memilki dua duanya sehg menagalangkan akbar tangjung. Jk pada saat itu jadi wapres. Di 2009 ARB dan dan SP , scara kekuatan kapital sama tapi ARB lebih didukung oleh pemerintah. Sehg lebigh unggul.
"Di 2014 ada dua kekuatan yang tidak menyalahkan pemerintah yang dituding mengganggu Partai Golkar. Tapi didalamnya harusnya di evaluasi, yg kemudian,"tandasnya. (rn)