
NBCIndonesia.com - Perhimpunan Tenaga Ahli dan Staf Administrasi (PETA-DPR RI) mencium adanya upaya kriminalisasi dalam kasus Anggota Komisi III DPR RI Masinton Pasaribu. Kasus yang mendera politisi PDIP tersebut disinyalir bersinggungan dengan kasus Pelindo II dan isu Freeport.
"Jadi sangat kental muatan politisnya. Bahkan terkesan ada upaya yang dilakukan oleh kekuatan besar untuk memberangus kekuatan kritis para aktivis yang hari ini ada di dalam DPR RI," kata Koordinator PETA-DPR RI Lamen Hendra Saputra, di Jakarta, Selasa (02/02/2016).
Dari berbagai berita yang muncul serta kronoligi yang disampaikan oleh Sekretaris pribadinya, Dita Aditia sangat kental dengan politisasi. Sebab, kata dia, Wakil Ketua Fraksi PDIP Arif Wibowo sudah menjelaskan di berbagai kesempatan bahwa baik Tenaga Ahli (TA) maupun Staf Administrasi (SA) yang melekat pada anggota DPR RI dari Fraksi PDIP haruslah anggota PDIP.
"Jadi jelas dan pasti sudah dilakukan verifikasi sebelum para TA dan SA itu diangkat, tapi kenapa sekarang pengakuan dari pihak Dita Aditia dia adalah kader Nasdem. Itu unsur politis," ungkap Lamen.
Lamen pun menilai bahwa republik ini sangat membutuhkan sosok-sosok seperti Masinton yang dengan lantang menyuarakan kebenaran untuk mengusut kasus-kasus kakap, bahkan dari track record nya Masinton yang sebelum menjadi anggota DPR RI merupakan aktivis mahasiswa dan terlibat aktif dalam perjuangan Reformasi 98 dan memiliki bekal pemahaman tentang feminisme yang cukup.
"Jadi dia pasti sangat mengerti bagaimana cara memposisikan seorang wanita apalagi yang terdaftar sebagai stafnya di DPR RI. Sangat jauh jika masinton melakukan pemukulan seperti yang dilaporkan oleh stafnya tersebut," tambahnya.
Kasus dugaan penganiayaan oleh Masinton kini sudah masuk ke ranah hukum. Dita telah melaporkan Masinton ke Bareskrim Mabes Polri. (rn)