logo
×

Kamis, 18 Februari 2016

Rizal: Sudirman Said Doyan Nyerah, Freeport Semena-mena

Rizal: Sudirman Said Doyan Nyerah, Freeport Semena-mena

NBCIndonesia.com - Menteri Koordinator bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli, kembali menyindir perilaku Menteri ESDM, Sudirman Said.

Rizal mengkritik Sudirman yang sampai hari ini masih ogah melakukan koordinasi dengan kementeriannya. Sikap Sudirman yang tidak mau berkoordinasi itu mengakibatkan perusahaan tambang asing seperti Freeport menganggap remeh pemerintah RI.

Pernyataan Rizal ini mengemuka saat seorang jurnalis menyampaikan pertanyaan soal PT Freeport Indonesia yang tak kunjung merealisasikan pembangunan smelter di Indonesia.

"Menteri ESDM kan dari dulu enggak pernah koordinasi sama saya. Dia koordinasi sama siapa juga enggak jelas. Kok begitu mudah dipojokkan oleh Freeport?" tegas Rizal saat acara sosialisasi program Kemenko Maritim dan Sumber Daya di gedung BPPT I, Jakarta Pusat, Kamis (18/2).

"Freeport tahu pemerintah Indonesia lemah. Harusnya kan dia sudah bangun smelter tahun 2009. Tapi dia tahu, dia ngeyel saja. Nanti gue (freeport) pepetin pemerintah Indonesia, terus pemerintah Indonesia nyerah. Ketemu ‎menteri yang doyan nyerah namanya Sudirman Said," lanjut Rizal.

Diakui Rizal, UU Minerba tahun 2009 memang agak berlebihan karena mewajibkan semua tambang umum harus membangun smelter. Banyak sekali perusahaan tambang umum yang sebetulnya tidak sanggup memenuhinya karena biaya smelter sekitar US$ 1 - 1,5 miliar.

"Kalau dilanjutkan jelas enggak bisa. Karena UU itu tidak mempertimbangkan minimum economic scale of production,"kata Rizal

Menurut Rizal, hanya ada tujuh perusahaan tambang di Indonesia yang sanggup membiayai pembangunan smelter. Salah satu di antaranya adalah Freeport.

"Freeport seharusnya melaksanakan pembangunan. Tapi kalau pejabatnya lemah, Freeport yang mengatur-atur. Jadi kebalik. Itu soal attitude perusahaan-perusahaan besar," ungkap Rizal. (RMOL)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: