logo
×

Kamis, 03 Maret 2016

Begini Awal Penemuan 3 Orang Utan Terpanggang di Hutan Bontang

Begini Awal Penemuan 3 Orang Utan Terpanggang di Hutan Bontang

NBCIndonesia.com - Tiga bangkai orang utan betina yang ditemukan hangus di bekas kebakaran lahan, 21 Februari lalu, berawal dari postingan Facebook, warga setempat. Setelah kebakaran terjadi, warga menemukan 3 mayat itu.

Seperti dilansir Bontang Post (Jawa Pos Group), foto-foto itu di-posting akun facebook Yulinya Hamid milik Yuliana. Dia mem-posting lima foto orang utan yang kondisinya sudah terpanggang. Foto-foto tersebut di-posting Minggu (21/3) lalu sekira pukul 09.04 Wita.

“Kemarin sempat ketakutan apinya gede (besar) banget dari rumahku. Suami cuma sempat ngamankan odong-odong. Telepon pemadam. Alhamdulillah apinya sudah padam. Pagi ini lihat lokasi bekas kebakaran menemukan tiga ekor orang utan mati kebakaran. Kasihannya. Sedih melihatnya. Hasil pembakaran lahan orang tang bertanggung jawab,” demikian komentar wanita yang akrab disapa Yuli itu di akun pribadinya.

Kontan saja, foto-foto yang di-posting tersebut langsung menjadi “trending topic” di kalangan netizen Kota Taman. Dalam sekejap, foto-foto tersebut langsung mendapat perhatian dari semua pihak, termasuk aparat Polres Bontang, Balai Taman Nasional Kutai (TNK), dan instansi terkait lainnya.

Jika dilihat posisinya, ketiga bangkai primata bernama latin Pongo pygmaeus mono itu diduga keluarga. Mereka mati terpanggang dengan jarak antara satu dengan lainnya hanya beberapa meter saja.

Satu orang utan berusia belasan tahun, satunya berusia 6-7 tahun, dan satu orang utan yang masih bayi dan diperkirakan usianya sekira tujuh bulan. Ketiganya betina.
 Mereka ditemukan berdekatan. Posisinya serupa, tangan terangkat ke atas.

Akhirnya, mereka dikubur dalam satu liang. Meski dilindungi, diduga mereka dianggap sebagai hama. Meski lokasi kebakaran bukanlah perkebunan.

Orang Utan Borneo adalah bagian dari keluarga besar kera dan merupakan mamalia arboreal terbesar. Kera besar jenis ini hanya ada di Indonesia dan Malaysia. Populasinya tinggal 54 ribu ekor di Kalimantan. Uniknya, kelompok kera besar ini memiliki kesamaan DNA hingga 97 persen dengan manusia, sehingga rentan menularkan penyakit. (mga/gun/yuz/JPG)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: