
"KY dengan MA kayak kucing sama anjing lah. Selalu saling menyalahkan, bikin bingung juga," kata Putu di Kompleks Parlemen DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (2/3).
Hal serupa juga diungkapkan oleh Anggota Komisi III DPR Fraksi PKS Nasir Djamil. Menurutnya, KY dan MA harus mencari formulasi untuk bekerja bersama.
"Jangan ada mindset KY awasi MA. KY harusnya sinergi dengan MA awasi hakim. Sehingga hakim di peradilan bisa berikan keadilan kepercayaan ke masyarakat," tutur Nasir.
Nasir juga berharap, agar ada komunikasi antar keduanya yang dibangun secara konstruktif melalui media. Bukannya justru saling menyerang.
"Bukan agitatif, seperti yang dilakukan beberapa komisioner periode lalu sangat agitatif, serang, sudah jatuh ketimpa tangga, harusnya dibangunkan," ujar Nasir.
Anggota Komisi III DPR Fraksi PPP Arsul Sani justru menganalisis apa akar masalah yang membuat KY dengan MA kerap saling berkontradiksi. Menurutnya, hal tersebut lantaran ada saling berebut kewenangan.
"Hubungan selama ini kurang terbangun KY-MA, pangkalnya terkait prasangka bahwa pengawasan oleh KY masuk teknis yudisial, sementara kewenangan konstitusionalnya ranah perilaku etika, faktanya KY di masa lalu sering masuk untuk melaksanakan kewenangannya melalui putusan, masuk campur tangan teknis yudisial," jelas Arsul.(mdk)