
NBCIndonesia.com - Nilai tukar rupiah kembali melanjutkan tren penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Senin, 7 Maret 2016. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah berada di posisi Rp13.029 per dolar AS, menguat dari sebelumnya Rp13.159 per dolar AS.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, berharap menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak terlalu deras. Menurutnya, akan lebih baik jika pergerakan rupiah berjalan sesuai fundamentalnya.
"Kami pada dasarnya ingin kalau rupiah tidak terlalu lengah. Kalau terlalu kuat juga tidak bagus," ujar Darmin saat ditemui di Hotel Borobudur Jakarta, Senin 7 Maret 2016.
Darmin menjelaskan, jika mata uang Garuda terlalu menguat, tentunya akan menganggu kinerja ekspor dalam negeri, karena tidak mampu bersaing secara kompetitif dari sisi harga. Alhasil, hal ini akan berimbas pada permintaan impor yang meningkat.
Namun, menurutnya, kegiatan ekspor impor dalam negeri tidak serta merta dikarenakan pergerakan kurs, melainkan lebih kepada kebijakan-kebijakan negara maju untuk mendorong kinerja perdagangannya melalui berbagai cara.
"Jadi jangan dilihat seperti itu. Ini tidak akan statis, karena negara di dunia bergerak melakukan kebijakan-kebijakan," katanya.
Menuju level fundamental
Mantan Gubernur Bank Indonesia tersebut mengakui, pergerakan rupiah masih memiliki ruang yang cukup besar untuk melanjutkan tren penguatan.
Namun, hal ini tetap bergantung pada situasi ekonomi global, terutama langkah kebijakan bank sentral AS (The Federal Reserve).
"Kita sedang memasuki area mendekati fundamentalnya. Dengan catatan, bagaimana Amerika mau menaikkan tingkat suku bunganya," tuturnya.
Menurutnya, arah kebijakan The Fed akan tetap memberikan pengaruh besar pada pergerakan rupiah. Namun, pemerintah akan bersinergi dengan BI untuk tetap menjaga stabilitas rupiah.
Dengan begitu, rupiah bisa tetap berjalan sesuai dengan fundamentalnya.
"Pemerintah tidak bisa sendiri, karena instrumen pertama itu bisa tingkat bunga. Pemerintah juga bisa dengan mempengaruhi tingkat bunga SUN (surat utang negara) agar didorong ke bawah, supaya ada pengaruhnya," tegas dia (ren). (vv)