
NBCIndonesia.com - Kapal Brahma 12 yang diawaki 10 WNI dibajak oleh kelompok teroris Filipina Abu Sayyaf di perairan Filipina. Itu bukan pembajakan disertai penyanderaan pertama yang dialami angkutan Indonesia.
Bahkan, pembajakan serupa sudah dialami Indonesia sejak 31 Maret 1981. Kala itu, pesawat Garuda Indonesia DC O9 dibajak saat terbang dari Palembang menuju Medan.
Kala itu, lima teroris dari Komando Jihad membawa pesawat tersebut ke Bandara Doon Mueang, Bangkok. Lalu pemerintah melakukan operasi pembebasan dengan mengirim Kopassus. Ahmad Kirang dari Kopassus dan Kapten German Rante gugur dalam operasi itu.
Kemudian pada 16 Maret 2011, Kapal MV Sinar Kudus berawak 10 orang dibajak perompak Somalia di Teluk Aden, Afrika. Kapal bermuatan Feronikel milik PT Aneka Tambang itu dibebaskan dengan membayar tebusan.
Upaya pembebasan diwarnai baku tembak antara perompak dengan Kopassus. Hal itu menewaskan sejumlah perompak.
Lalu kini Kapal Brahma 12 yang dibajak teroris. Kapalnya memang ditinggalkan begitu saja, namun 10 awaknya disandera dan akan dibebaskan jika ditebus Rp15 miliar.
Menyikapi itu, Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu dikabarkan mengatakan Kopasuss siap apabila tentara Filipina meminta bantuan Indonesia menangani kasus ini. Jadi, bisa ditunggu aksi Kopassus seperti membebaskan pesawat Garuda pada 1981. (it)