logo
×

Kamis, 31 Maret 2016

Taufik Ismail Ungkap Ajaran Sesat Komunis: Ingkar, Dusta, Memeras, hingga Membantai demi Capai Tujuan

Taufik Ismail Ungkap Ajaran Sesat Komunis: Ingkar, Dusta, Memeras, hingga Membantai demi Capai Tujuan

NBCIndonesia.com - Dalam sejarah, ada seorang seniman yang pernah ingin bergabung ke sistem komunis. Akhirnya bergabung. Dia seorang yang awalnya kagum dengan teori yang terdapat di dalam ajaran atau paham komunis. Namun singkat cerita, saat ia diminta oleh elit komunis untuk melakukan hal yang belum pernah ia lakukan, maka ia pun akhirnya mengundurkan diri.

“Ada seniman Inggris, dia orang luar, bergabung dengan kelompok komunis. Akan tetapi ia menyatakan diri mundur, dan bisa terbilang cepat. Alasannya hanya karena ia diminta melakukan perilaku ingkar, dusta, atau berbohong dalam menyampaikan sesuatu untuk tujuan komunis,” kata sastrawan Taufik Ismail, Selasa (29/03/2016), di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat.

Tidak hanya itu, Taufik Ismail juga mengatakan bahwa paham komunis mempunyai urutan atau strategi di dalam menjaring orang untuk bergabung. Dan misalnya saja sedikitnya ada belasan bagaimana cara melakukan kekerasan agar tercapai keinginan dari orang-orang komunis tersebut.

“Dan kekerasan itu pun ada caranya. Sekitar ada 18 cara, untuk mencapainya. Selain itu, diminta kita berdusta, memeras, intimidasi, membenci, memperkosa, hingga membantai orang yang tidak sepaham. Cara ini atau bukunya pun digunakan di seluruh dunia,” ungkapnya.

Untuk melakukan hal di atas pun penganut komunis mempunyai pelatihannya. Hal ini diadakan untuk menarik calon anggota baru agar bergabung dengan komunisme internasional.

Misalkan saja mereka melakukan pelatihan tersebut di kampus-kampus dengan melakukan kamuflase sedemikian rupa.

“Karena itu kita jangan lupakan untuk datangi kampus-kampus untuk memberitahu bahwa ajaran dan paham komunis telah masuk ke ruang pendidikan,” tutupnya.

Paham ini umumnya membawa nama-nama seperti Karl Marx dan Lenin. Dua orang ini mahasiswa menganggap keduanya adalah proletar sejati. Padahal dalam kehidupannya, misal Karl Marx sendiri mempunyai banyak masalah. Mulai dari pribadi, keluarga, hingga lingkungannya.

Paham ini pun belum pernah teruji berhasil di dunia manapun hingga saat ini. Justru yang ada faktanya negara yang mengklaim komunis mengalami keterpurukan yang luar biasa. (vi)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: