logo
×

Kamis, 31 Maret 2016

Ternyata Ada ABK Asal Padang Disandera Abbu Sayyaf, Walikota Padang Mohon Doa

Ternyata Ada ABK Asal Padang Disandera Abbu Sayyaf, Walikota Padang Mohon Doa

NBCIndonesia.com - Kapal Brahma 12 bersama 10 orang awak kapalnya yang disandra kelompok milisi Abu Sayyaf di perairan Filiphina beberapa waktu lalu, hingga kini belum diketahui nasibnya, termasuk salah seorang ABK asal Padang, Sumatera Barat (Sumbar) bernama Wendi Rahka Dian (27).

Menyikapi hal itu, Walikota Padang, H. Mahyeldi Dt Marajo berharap agar Wendi Rahka Dian bersama awak Kapal Brahma 12 lainnya, segera bebas dari penyanderaan.

“Mari kita mendoakan agar Wendi selamat. Kita berharap agar Pemerintah Indonesia menyikapi penyandaraan WNI itu dengan baik, tepat dan arif, sehingga tidak jatuh korban,” kata Walikota Padang usai membuka Musrenbang tingkat Kota Padang di Hotel Bumi Minang, Rabu, 30 Maret 2016.

Wendi Rahka Dian merupakan warga jalan M. Hatta, Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, yang merupakan putra sulung dari Aidil, seorang PNS di lingkungan Pemerintah Kota Padang.

Wendi merupakan alumni SMP Negeri 10 Padang dan SMA Negeri 9 Padang. Begitu tamat SMA, Wendi kemudian mendaftar sebagai calon ABK di sekolah perkapalan di Jakarta selama tiga bulan.

Setelah tamat, Wendi kemudian resmi menjadi ABK dan melalang buana ke berbagai benua menggunakan kapal hingga akhirnya, dia bersama sembilan rekannya disandra oleh kelompok milisi Abu Sayyaf di perairan Filiphina.

Terkait kondisi Wendi, Sang ayah, Aidil (55), menyakini bahwa putra sulungnya yang akrab disapa Wendi dan rekan-rekannya, dalam keadaan baik-baik saja. “Kami dapat kabar dari pihak perusahaan kapal bahwa anak kami dalam kondisi baik-baik saja selama disandera, termasuk awak kapal lainnya,” katanya kepada KLIKPOSITIF.

Namun demikian, Aidil mengaku tetap merasa cemas dengan pembajakan kapal tempat anaknya bekerja itu. “Semoga saja Pemerintah bisa melakukan langkah yang tepat untuk menghentikan pembajakan ini dan anak kami pulang dengan selamat,” ujarnya.

Ia menyebut Pemerintah tidak perlu bernegosiasi dan membayarkan uang tebusan pada kelompok perompak itu, lagipula jumlah uang yang diminta oleh kelompok tersebut tidak sedikit.

“Kalau perompak ya harus dilawan, kenapa harus dikasihani dengan membayar uang tebusan. Indonesia kan punya TNI untuk menyelamatkan sandera,” ungkap Aidil kemudian.

Seperti diketahui, milisi Abu Sayyaf membajak dua kapal yang mengangkut batu bara dalam perjalanan dari Sungai Puting, Kalimantan Selatan, menuju Batangas, Filipina. Kapal tersebut mengangkut 10 awak kapal berkewarganegaraan Indonesia.

Diperkirakan, kapal dibajak pada 26 Maret lalu. Kelompok milisi Abu Sayyaf meminta uang tebusan sebesar 50 juta Peso (Rp 14,4 miliar) jika kapal bersama 10 awak kapalnya dibebaskan dengan selamat. (ks)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: