
NBCIndonesia.com - Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) teguh melanjutkan proyek reklamasi Teluk Jakarta meski kini isu reklamasi menjadi sarat kontroversi, apalagi usai anggota DPRD DKI Mohamad Sanusi dan pihak perusahaan pengembang reklamasi dijadikan tersangka oleh KPK.
Ahok bahkan menilai kontroversi reklamasi Teluk Jakarta kini diembuskan karena sarat kepentingan pihak tertentu untuk mengejar kemenangan di Pilgub DKI 2017. Setelah isu dugaan kasus korupsi Rumah Sakit Sumber Waras gagal melengserkan Ahok, kini isu reklamasi Teluk Jakarta digulirkan.
"Setelah Sumber Waras gagal, kan ada isu baru ini. Sumber Waras kan gagal ini, mau cari isu baru, reklamasi pulau. Mau hantam saya," kata Ahok di SMAN 30, Jl Jenderal Ahmad Yani, Cempaka Putih, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Termasuk kepada kelompok nelayan yang mendesak reklamasi dihentikan, Ahok juga skeptis. Bila memang mereka ingin reklamasi dihentikan, seharusnya langkah hukum bakal ditempuh.
"Kayak nelayan-nelayan segala macam itu loh. Itu nelayan apa LSM? Anda gugat dong. Kalau tidak setuju, ada jalurnya, namanya di PTUN kan. Soal izin pulau kan sudah diajukan (gugatan sebelumnya, dan penggugatnya kalah -red)," kata Ahok.
(Baca juga: Praktik Suap Reklamasi di Pantau Utara Jakarta Diminta Dihentikan)
Bila saja Ahok lebih mementingkan kelanggengan kekuasaan di kursi gubernur hingga 2022, maka Ahok bisa saja melakukan moratorium reklamasi Teluk Jakarta. Tapi itu tidak dilakukan karena reklamasi sah untuk dilanjutkan.
"Kalau saya sebagai orang politik maka saya ngomong deh, hei kawan-kawan media, moratorium reklamasi pulau, tidak boleh ada. Apa saya enggak gendeng ngomong seperti itu?" kata Ahok.
Ahok tetap melanjutkan reklamasi karena menjalankan amanat konstitusi. Toh proyek reklamasi pernah digugat dan pihak penggugat akhirnya kalah.
"Saya hanya ngomong dasar hukum. Bukan soal terpilih atau tidak. Teman-teman saya khawatir, orang yang tidak suka reklamasi pulau tadinya mau pilih kamu terus tidak pilih kamu, ya sudah. Itu risiko," imbuhnya. (dtk)