
NBCIndonesia.com - Ratna Sarumpaet, jika mendengar nama aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) ini sepertinya khlayak akan langsung teringat dengan sejumlah kritikan yang ia lempar untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ya, Ratna salah satu aktivis yang gencar mengkritik keras pelbagai kebijakan Ahok.
Ratna kerapkali menuding segala kebijakan Ahok di DKI semata-mata hanya untuk kepentingan bisnis para cukong koleganya.
Seperti penertiban bantaran Kali Ciliwung dimana ibu artis Atikah Hasiholan ini menuding program tersebut merupakan persekongkolan Basuki Tjahaja Purnama dengan investor properti.
Konsep penertiban Kampung Pulo itu ada persekongkolan dengan investor," tudingnya beberapa waktu lalu.
Serangan selanjutnya yang dikeluarkan Ratna yakni menyebut jika Ahok mempunyai banyak uang, sehingga ia bisa membeli polisi, TNI dan KPK. Pernyataan tersebut dilontarkan Ratna mengingat dukungan dari TNI dan Polri kepada Ahok terkait sejumlah penggusuran yang kerap dilakukan Pemprov DKI.
Sementara itu, untuk KPK sendiri, Ratna menilai Ahok terlibat dalam kasus korupsi Rumah Sakit Sumber Waras, namun lantaran mantan Bupati Belitung Timur itu mampu 'membeli' KPK maka ia terbebas dari jeratan hukum.
"Kita ada di sini dengan niat apa yang harus kita lakukan kepada Ahok yang bisa beli apa saja, tentara, polisi dan terakhir KPK," ungkap Ratna usai menghadiri diskusi publik bertajuk ' Jakarta Tanpa Ahok' di Tebet Timur Dalam No 43 Jakarta Selatan, Jumat (11/3).
Kata dia, saat ini Ahok dikelilingi uang sehingga saat ini masyarakat kecil tidak berdaya melawan pemimpin yang telah membeli aparat untuk menyingkirkan orang-orang yang melawan. Masyarakat kecil yang sedikit ini mau melawan tapi tak ada uang.
"Kita yang kecil ini enggak ada uang untuk melawan Ahok. Saya orang tersinggung ketika rakyat kecil dihinakan. Enggak ada rakyat yang mau miskin," ungkap dia.
Dia tidak menampik prestasi-prestasi yang dicapai oleh Ahok. Namun kata dia, kekurangan Ahok sebagai pemimpin yang kasar menutupi prestasi yang dicapainya.
"Dia berulang kali mengungkapkan ingin menjadi presiden. Jadi gubernur saja dia sudah berani maki-maki orang Jakarta apalagi kalau jadi presiden mau dimaki-maki orang se-Indonesia ini," tegas dia.
Untuk itu ia mengajak warga DKI untuk menjaga Jakarta dari kepemimpinan Ahok untuk kedua kalinya.
"Mari kita jaga negeri ini dengan kebersamaan yang kuat, ini orang bisa beli apa saja, dia berpikir langit juga bisa dibeli," tandasnya.
Serangan Ratna terhadap Ahok yang paling anyar adalah terkait penggusuran permukiman Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara yang baru saja terlaksana Senin (11/4) kemarin.
"Wilayah Luar Batang inikan bagian dari cagar budaya. Jadi saya waktu dengar akan digusur, saya terganggu dan menolak. Bukan berarti yang lain-lain saya tidak terganggu, tetapi cara penggusuran itu sudah tidak boleh," kata Ratna Sarumpaet di Masjid Luar Batang Penjaringan Jakarta Utara, Sabtu (2/4).
Saran Ratna, pemerintah harusnya bisa mempertahankan wilayah cagar budaya, misalnya dengan membersihkan got-got sekitar. Bukan semena-mena main gusur.
"Pemerintah itu sebenarnya harus sadar bahwa ini cagar budaya, sebagai cagar budaya tidak ada cara lain kecuali diperbaiki, bukan untuk digusur. Diperbaiki di sini maksudnya kampung itu harus diperbaiki dan dirapikan, misalnya got-gotnya dibersihkan, rumah-rumah diperbaiki, mungkin jalannya sudah terlalu sempit. Jadi dibuat yang rapi. Kalau itu saya setuju-setuju saja," kata dia.
Apalagi, sambungnya, di sana juga terdapat Masjid Jamie Keramat Luar Batang dan makam habib. Buat warga sekitar dan sebagian warga Jakarta, tempat itu sangat mempunyai nilai sejarah.
"Persoalan lain Heritage utamanya Luar Batang salah satunya masjid. Masjid ini sudah bagian dari sejarah. Kalau rakyat digusur lalu masjid jadi apa, jadi pajangan. Itu tidak bisa, masjid itu ada human-nya. Itu dua hal yang tidak bisa dipisahkan antara masjid dengan human. Begitu human-nya dipindahkan lalu ini masjid gunanya apa," ucapnya.
Ahok pun sempat menanggapi serangan-serangan yang diarahkan kepada dirinya dari Ratna. Ia merasa kasihan lantaran segala tuduhan yang diarahkan kepadanya hanya fitnah belaka.
"Saya kasihan sama dia karena dia memfitnah. Dari dulu, dia juga enggak dukung gue, cuma ngoceh-ngoceh doang," kata Ahok. (mdk)