
NBCIndonesia.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak punya sifat ksatria. Hal itu terbukti dari sikap Ahok yang mengadukan adik kandung Yusril Ihza Mahendra, Yusron Ihza Mahendra, ke Menteri Luar Negeri Retno L Marsudi. Padahal, Dubes RI untuk Jepang itu hanya mengutip pernyataan mantan Kasum TNI Jenderal (Purn) Suryo Prabowo, soal potensi konflik SARA di Jakarta.
Pendapat itu disampaikan pengamat politik Ahmad Baidhowi kepada intelijen (30/03). “Kalau mau ksatria, Ahok seharusnya tuntut Suryo Prabowo, jangan mengincar Yusron saja. Yusron itu hanya mengutip pendapatnya Suryo Prabowo terkait kerusuhan terhadap etnis China,” tegas Ahmad Baidhowi.
Baidhowi menegaskan, justru yang menebar isu rasis Ahok sendiri. Ahok sering menyebut dirinya China yang kafir. “Kalau Ahok selalu mengatakan dirinya China dan kafir, itu sama saja dirinya memunculkan rasisme,” ungkap Baidhowi.
Kata Baidhowi, yang diungkapkan Suryo Prabowo dan dikutip Yusron Ihza Mahendra itu sebuah fakta sejarah yang tidak perlu ditutupi. “Sejarah kerusuhan yang selalu menyasar warga China itu sebuah fakta dan tidak perlu ditutupi agar semua bisa mengambil pelajaran. Dan nampaknya Ahok tidak bisa mengambil sejarah itu,” ungkap Baidhowi.
Ahok mengaku sudah meminta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi agar mengajukan rekomendasi pencopotan Yusron Ihza Mahendra dari jabatannya sebagai Duta Besar Indonesia untuk Jepang.
Menurut Ahok, orang seperti Yusron tidak pantas menempati jabatan sekelas dubes. Yusron kebetulan adalah adik kandung dari pendiri Partai Bulan Bintang yang juga bakal calon gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra.
“Jangan taruh orang yang mau ubah sila pertama Pancasila. Orang Partai Bulan Bintang itu pengin ubah Pancasila kayak Masyumi. Itu masalah,” kata Ahok di Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (30/3/2016). (it)