
NBCIndonesia.com - Pembebasan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf, secara tidak langsung telah menguak keretakan hubungan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan pihak Presiden Joko Widodo.
Pendapat itu disampaikan pengamat politik Muslim Arbi kepada intelijen (03/05). “Dari pengakuan Presiden, Menko Polhukam, Sekretaris Kabinet, yang bersikukuh bahwa sandera dibebaskan melalui mediasi, tanpa tebusan, secara langsung membantah keterangan Megawati yang menyatakan dengan tebusan. Ini semakin perjelas posisi masing-masing,” ungkap Muslim Arbi.
Menurut Muslim, pernyataan Megawati tersebut semakin menunjukkan bahwa putri Bung Karno itu beroposisi dengan Jokowi dan ‘orang-orang Istana’. “Dan saling bantah dalam kasus pembebasan 10 WNI ini memperlihatkan keretakan yang cukup serius antara Megawati dengan Jokowi,” tegas Muslim.
Muslim menegaskan, hubungan yang tidak mesra seperti itu akibat dari komunikasi politik yang buruk antara Pimpinan Koalisi Pendukung Pemerintah dengan Pemerintahan. Pada akhirnya hal itu pasti berimbas pada tata kelola pemerintahan dengan partai pendukung pemerintah.
Kata Muslim, posisi Jokowi akan semakin sulit berhubungan dengan Megawati, jika mantan Wali Kota Solo itu tidak menjalankan komunikasi yang baik dengan Megawati.
“Komunikasi politik yang buruk seperti terlihat dalam soal pembebasan sandera ini akan menyulitkan posisi Jokowi dan Kabinet nya ke depan. Atau bisa juga kejadian ini perlihatkan Megawati sudah tidak percaya lagi terhadap Jokowi, karena sudah dianggap Malin Kundang?” kata Muslim. (it)