
Oleh: Ust. Zulfi Akmal
Orang jahiliyyah dulu mengatakan bahwa bangkai binatang halal dimakan dengan alasan “binatang yang kalian bunuh dengan cara menyembelih saja halal dimakan, kenapa binatang yang Allah langsung mematikannya kalian katakan haram?”
Orang jahiliyyah juga tawaf dalam keadaan telanjang. Ketika ditanya apa sebabnya, mereka menjawab: "Pakaian yang kita gunakan untuk bermaksiat kepada Allah tidak pantas kita gunakan untuk menyembah-Nya".
Sepintas lalu logika orang-orang jahiliyyah ini masuk akal bukan?
Dan orang-orang jahiliyyah modern sekarang kelihatannya berusaha menghidupkan semacam logika-logika jahiliyyah kuno ini. Cuma sayangnya sebagian orang yang mengaku muslim ikut pula membenarkan.
“Yang berpuasa harap menghormati kebebasan yang tidak berpuasa”.
“Pemimpin kafir tapi adil lebih baik dari pada pemimpin muslim tapi korupsi”.
”Menjilbabi hati lebih penting dari pada menjilbabi kepala”.
“Yang anti Pancasila lebih berbahaya dari pada komunis”.
Silahkan ditambah…
Mereka telah menjadikan agama sebagai main-main dan senda gurau:
وَذَرِ الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا ۚ وَذَكِّرْ بِهِ أَنْ تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيٌّ وَلَا شَفِيعٌ وَإِنْ تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لَا يُؤْخَذْ مِنْهَا ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ أُبْسِلُوا بِمَا كَسَبُوا ۖ لَهُمْ شَرَابٌ مِنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ