
Nusanews.com - Ketua Fraksi PPP yang juga Anggota Komisi X DPR RI Reni Marlinawarti menyebut rencana Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menteri PAN-RB) Yuddy Chrisnandi yang bakal mengutamakan lulusan universitas terkenal untuk jadi Pegawai Negeri Sipil rasis dan membahayakan dunia pendidikan.
"Saya rasa kebijakan itu rasis. Jangan underestimate. Berbahaya itu. Ada dampak terhadap dunia pendidikan, khususnya bagi perguruan tinggi yang tidak terkenal. Akan menimbulkan kecemburuan. Bisa menimbulkan keputusaasaan bagi adik-adik kita yang sedang kuliah," kata Reni di Jakarta, Kamis (02/06/2016).
Anggota Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan itu juga menyesalkan kebijakan politisi Partai NasDem itu. Menteri Yuddy, sambungnya, sebaiknya berpikir jauh kedepan bila membuat sebuah kebijakan. Apalagi, belum ada data yang menyebutkan bahwa universitas tidak terkenal memiliki kinerja yang tidak bagus.
"Jangan asal membuat kebijakan, harus dimatangkan, perlu kajian secara konseptual, secara akademis, faktual di lapangan karena itu sama dengan menganaktirikan universitas yang lain, yang tidak terkenal, menganaktirikan perguruan tinggi swasta yang jumlahnya 4000-an, menganaktirikan perguruan tinggi negeri lainnya yang jumlahnya 356," kata Reni.
Ia juga mempertanyakan korelasi output bila PNS hanya berasal dari perguruan tinggi terkenal. "Apa maksud Yuddy seperti itu? Mengkotak-kotakkan universitas dan semua berhak jadi PNS. Jangan diskriminatiflah. Kalau patokannya keilmuan, kompetensi tentu harus berdasarkan formasi yang tersedia dan itu negeri atau swasta, terkenal atau tidak, bukan jadi ukuran. Bahwa yang terkenal itu jauh lebih bagus, bukan suatu ukuran," ungkap anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Barat IV.
"Kalau kemudian dari sisi tanggung jawab, kinerjanya jauh lebih baik (dari universitas tidak ternama), ya harus jadi pertimbangan juga, apakah ada korelasi positif antara kinerja seseorang yang berasal dari universitas ternama atau tidak jadi PNS," katanya.
Namun, pihaknya belum berencana memanggil Yuddy untuk dimintai keterangan. "Belum, belum. Kita lihat reaksi, harus crosscheck. Yang jelas tdk edukatif kata-kata Yuddi itu," pungkasnya. (rn)