logo
×

Minggu, 26 Juni 2016

Teman Ahok Dituding Penipu, Kumpulkan KTP Bukan untuk Usung Ahok

Teman Ahok Dituding Penipu, Kumpulkan KTP Bukan untuk Usung Ahok

Nusanews.com -  Teman Ahok semakin mendapat serangan bertubi-tubi dari sejumlah lawan-lawan poltik Ahok. Sejak digempur isu aliran dana Rp 30 miliar dari pengembang hingga tudingan manipulasi data, kini Teman Ahok kembali dituding penipu.

Staf Ahli Menteri ESDM Sudirman Said, said Didu, mengungkapkan analisisnya soal dukungan Teman Ahok yang dinilainya aneh.

Menurut Said Didu, relawan Teman Ahok yang kebanyakan adalah anak muda mulanya menujukan idealismenya mengusung seorang tokoh Ahok yang bisa membawa angin segar perubahan di DKI Jakarta.

Tanpa pengaruh partai politik, idealisme Teman Ahok itu menjadi satu trend setter anak muda yang mulai peduli terhadap politik dengan cara yang berbeda. Gerakan politik yang tidak seperti partai politik pada umumnya.

Namun, ketika dukungan partai politik mulai berdatangan dan menampakan diri adanya kekuatan besar yang bisa diandalkan, idealisme Teman Ahok perlahan luntur. Mereka pun merelakan Ahok maju melalui jalur independen di Pilgub DKI Jakarta 2017.

“Awalnya saya berharap bahwa mereka adalah kelompok anak muda yg penuh idealisme dg pendirian yang teguh tapi ternyata, -ah sudahlah,” ujar Said Didu lewat twitternya, Sabtu (25/6/2016).

Said Didu pun mulai menyangsikan kemurnian gerakan politik anak muda Teman Ahok itu sebagai idelisme murni anak muda.

“Apakah bisa dikatakan bhw kumpulkan KTP utk ajukan calon tapi ternyata hanya utk naikkan ‘posisi tawar’ masuk kategori menipu?” cuit Didu.

Sebelumnya Teman Ahok berhasil mengumpulkan satu juta KTP dukungan kepada Ahok sebagai syarat untuk bisa maju di Pilgub DKI sebagai calon independen.

Namun kini pengumpulan satu juta KTP itu dianggap hanya alat untuk menaikan posisi tawar atau reputasi Ahok yang dianggap masih mendapat dukungan publik Jakarta. (ps)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: