logo
×

Sabtu, 04 Juni 2016

Tolak Pemberlakuan Satu Arah, Warga Solo Blokir Jalan Provinsi

Tolak Pemberlakuan Satu Arah, Warga Solo Blokir Jalan Provinsi

Nusanews.com - Ratusan warga Kecamatan Laweyan, Solo, memblokir jalan Dr Radjiman, yang merupakan jalan penghubung Kota Solo, Semarang dan Yogyakarta, Sabtu (4/6) pagi. Di jalur luar sisi selatan kota tersebut, mereka menggelar tikar melintang untuk digunakan berdoa dan salat hajat warga serta ulama.

Aksi itu mereka lakukan sebagai bentuk penolakan sistem satu arah (SSA) yang diberlakukan di Jalan Dr. Radjiman, Jalan KH Agus Salim dan Jalan Perintis Kemerdekaan. Satuan lalu lintas dan Dinas Perhubungan harus mengalihkan arus agar tidak terjadi penumpukan kendaraan dan kemacetan.

Doa bersama dimulai sekitar pukul 09.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB dengan dipimpin oleh KH Muhammad Ali. Sebelum doa bersama dilakukan, mereka berjalan kaki dari base camp SAR Ta'mirul Islam, di Jalan KH Samanhudi menuju Jl Dr Radjiman di depan Sabar Motor Laweyan, Solo sambil membawa sejumlah poster, antara lain bertuliskan "Tolak SSS!!! (Sistem Satu Arah) Terbukti Bikin Sengsara".

"Ini aksi sudah kami lakukan keempat kalinya untuk menolak kebijakan sistem satu arah. Kebijakan sistem satu arah sudah membuat perekonomian warga Kecamatan Laweyan mengalami penurunan drastis. Bahkan, banyak pengusaha yang gulung tikar dan menutup usahanya," ujar koordinator aksi, KH Muhammad Ali.

Dia menilai, Pemerintah Kota Solo sekitar awal Maret tersebut terkesan asal-asalan tanpa memikirkan dampaknya. Masyarakat sekitar, kata dia, tidak pernah diajak musyawarah terkait kebijakannya ini. Saat evaluasi, imbuh dia, tidak ada perwakilan dari warga yang diajak musyawarah, itu yang kami sesalkan.

"Kami tidak pernah diajak berembuk, omzet pertokoan di sepanjang jalan Dr Radjiman ikut anjlok. Kampung batik Laweyan, jadi sepi pembeli karena wisatawan harus berputar untuk menuju daerah tersebut," keluhnya. (mdk)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: