
IDNUSA, SURIAH - Kebiadaban dipertunjukkan kembali saat mayat anak-anak yang tidak berdosa bergelimpangan akibat serangan senjata kimia di Suriah.
Para korban tewas adalah warga sipil di Kota Khan Sheikhun, yang berada di wilayah tengah Provinsi Idlib. Mereka mengalami sesak napas dan meninggal karena efek gas.
Kepala otoritas kesehatan Idlib, Mounzer Khalil mengatakan, rumah sakit di provinsi itu kewalahan menampung dan merawat para korban. Dikutip Reuters, korban berjatuhan setelah serangan dilancarkan oleh jet tempur, Selasa (4/4).
"Pukul 6.30 pagi, jet tempur mengincarkan Khan Sheikhoun dengan gas, diduga sarin dan klorin," kata Khalil.
Dalam berbagai foto yang tersebar di media sosial dan beberapa kantor berita, terlihat anak-anak kesakitan meregang nyawa. Mereka dibuka bajunya, disiram air dengan selang untuk meminimalisir dampak gas klorin yang bisa membakar kulit dan paru-paru.
Anak-anak ini lunglai saat dilarikan menuju rumah sakit. Tidak diketahui apakah nafas mereka masih berhembus atau tidak. Foto yang beredar memperlihatkan mayat anak-anak yang bertumpukan, tidak berbaju, wajah mereka pucat dan mulut mereka berbusa.
Menurut lembaga pemantau konflik Suriah yang berbasis di London, Syrian Observatory for Human Rights, sebanyak 35 orang tewas mengenaskan saat terjadinya serangan, termasuk 11 anak-anak.
Pemerintah negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat dan Inggris meyakini rezim Bassar al Assad adalah pelaku dari serangan senjata kimia tersebut. (si)