
Nusanews.com - Komisi III DPR RI akan mengundang aktivis KontraS, Haris Azhar ke Komisi III DPR RI guna mendapatkan informasi jelas terkait pengakuan gembong narkoba, Freddy Budiman yang telah dieksekusi pada Jumat dinihari tadi.
"Mungkin bisa kita undang rapat tertutup untuk menambah informasi mengenai proses orang dihukum, dan kemudian mengungkap fakta dalam praktek kejahatan tersebut. Bagaimana kebenaran informasi tersebut. Sehingga kami juga bisa menelusuri. Kalau sekarang itu kan jadi semacam wasiat saja, makanya perlu dikonfirmasi ulang," kata anggota Komisi III DPR RI, Masinton Pasaribu di Jakarta, Jumat (29/07/2016).
Masinton mengaku terkejut setelah mendapat informasi terkait pengakuan terpidana mati gembong narkoba, Freddy Budiman sebagaimana yang ditulis oleh Haris Azhar dari KontraS.
"Kalau informasi yang ada seperti disampaikan Freddy kepada Haris, merinding juga saya, karena di situ melibatkan oknum-oknum BNN, Polri, perwira tinggi TNI yang mobilnya dipakai. Ada yang nitip-nitip harga segala, ini kan memang permainan sindikat mafia yang bukan lagi ecek-ecek, memang sudah terorganisir dan membahayakan negara. Sebenarnya cara-cara begini, harus diurai karena melibatkan banyak pihak," ujar politisi PDIP itu.
Bahkan, sambungnya, apa yang disampaikan Freddy ibarat di film-film mafia.
"Ini Kayak cerita di film-film jadinya, Freddy menggunakan mobil jenderal TNI bintang dua, berisi narkotika dari Medan ke Jakarta, kan begitu kesaksian Haris. Kita bisa bayangkan dalam waktu dua hari tiga malam di perjalanan," katanya.
Terkait oknum-oknum yang terlibat seperti pengakuan Freddy Budiman, Masinton menyatakan, hal itu harus ditelusuri.
"Menurut saya informasi ini harus didalami, dan ditelusuri oknum-oknum yang terlibat dalam sindikat jaringan peredaran narkotika. Ini bahaya sudah, artinya apa yang disampaikan dalam versi Freddy pada Haris, narkoba sudah lampu merah benar, karena melibatkan banyak pihak," pungkasnya. (rn)