logo
×

Sabtu, 30 Juli 2016

Menhan: Goblok Kalau Teroris Masuk Surga

Menhan: Goblok Kalau Teroris Masuk Surga

Nusanews.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati harus 'ditarik' ke tengah agar pengembangan ekonomi Indonesia tidak terlalu berorientasi kepada asing. Sebab, dengan pandangan neoliberalisme (neolib)nya, Sri Mulyani dikhawatirkan mendorong ekonomi nasional tunduk kepada kekuatan global.

Paham neolib, seperti dikutip dari ensiklopedia bebas Wikipedia, fokus pada pasar bebas dan perdagangan bebas. Di samping itu juga akan merobohkan hambatan perdagangan internasional dan investasi agar semua negara bisa mendapatkan keuntungan. Neolib menekankan peningkatan standar hidup masyarakat atau rakyat sebuah negara dan modernisasi melalui efisiensi perdagangan dan mengalirnya investasi.

Ekonom Dradjad Wibowo mengamini bahwa Sri Mulyani bermazhab Konsensus Washington (KW) yang berideologi neoliberalisme.

“Dampak KW adalah ketimpangan akan naik, pengangguran akan naik, dan seluruh perekonomian dan keuangan nasional dikuasai asing. Jadi, KW itu akan memengaruhi banyak orang. Kita memang tidak bisa lepas dari globalisasi, namun harus cerdas,” tegas Dradjad di Jakarta, Jumat (29/7/2016).

Masih gara-gara KW, pekerja, buruh, petani dan negara relative akan tergantung kepada asing. Contohnya daging sapi. Begitu permintaan meningkat dan stok berkurang, solusinya selalu impor.

Di sisi lain, menurut Dradjad, impor akan memukul peternak dalam negeri. Padahal, kalau mau, dana desa Rp 46 triliun bisa untuk memberdayakan peternak sapi di 77 ribu desa.

“Per desa Rp 60 jutaan bisa untuk pengembangan sapi. Daripada melacur di kota, mending dana desa itu dipotimalkan,” tegasnya.

Kendati berpandangan neolib, namun Dradjad yakin, Sri Mulyani masih bisa 'ditarik' ke tengah agar tidak terlalu berorientasi kepada asing. Mantan Managig Director Bank Dunia itu harus terus dikontol oleh spirit Nawacita, yang menjadi pondasi semua program pembangunan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Kalau Sri Mulyani bisa dibawa ke tengah, maka saya pasti mendukungnya sebagai Menkeu RI. Namun, kalau tidak, Indonesia akan drop, jatuh. Sri Mulyani memang direspons positif pasar, karena para spekulan senang dengan tingginya bunga dollar AS (saham) sampai 11 %,” ujarnya.  (ts)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: