Nusanews.com - Lembaga survei Manilka melakukan simulasi paket calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) untuk Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) DKI Jakarta 2017. Pengumpulan data survei dilakukan pada 6-11 Agustus 2016.
Sampel yang digunakan sebanyak 440 responden, dipilih dengan metode acak bertingkat, tersebar di enam wilayah Jakarta. Margin of error plus minus 4,7 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Simulasi pertama yakni apabila Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama berpasangan dengan Heru Budi Hartono dihadapkan sejumlah pasangan calon (paslon lain). Misalnya, Ahok-Heru melawan Tri Rismaharini-Sandiaga Uno. “Ahok-Heru 21,4 persen, Risma-Sandi 20,9 persen, masih ragu 43,2 persen dan tidak jawab 14,5 persen,” kata Managing Director Manilka, Herzaky Mahendra Putra saat memaparkan hasil survei Manilka di Jakarta, Minggu (21/8).
Menurutnya, fenomena responden yang masih ragu sebesar 43,2 persen memang cukup mengagetkan. “Masih terbuka bagi kandidat lain, selama pasangannya pas untuk bisa seimbang melawan Ahok-Heru,” ujarnya.
Hasil lainnya dari simulasi pertama tersebut yakni Ahok-Heru 22,7 persen vs Yusuf Mansur-Sandiaga 15 persen, masih ragu 47,1 persen dan tidak jawab 15,2 persen. Ahok-Heru 24,3 persen vs Sandiaga-Yusuf 14,8 persen, masih ragu 46,6 persen, tidak jawab 14,3 persen. Ahok-Heru 25 persen vs Sandiaga-Yusril Ihza Mahendra 13,9 persen, masih ragu 46,1 persen, tidak jawab 15 persen. Ahok-Heru 23,2 persen vs Yusril-Yusuf 12,7 persen, masih ragu 49,3 persen, tidak jawab 14,8 persen.
Ahok-Heru 23,2 persen vs Yusuf-Hanafi Rais 12,5 persen, masih ragu 48,6 persen, tidak jawab 15,7 persen. Ahok-Heru 24,1 persen vs Sandi-Budi Waseso (Buwas) 11,8 persen, masih ragu 48,9 persen, tidak jawab 15,2 persen. Ahok-Heru vs Sandiaga-Agus Harimurti Yudhoyono 11,4 persen, masih ragu 49,5 persen, tidak jawab 15,2 persen. Ahok-Heru 24,5 persen vs Sandiaga-Suyoto 9,3 persen, masih ragu 49,8 persen, tidak jawab 16,4 persen.
“Rata-rata Ahok-Heru kalau diperhatikan hasilnya rata-rata 24-25 persen, berkisar di situ saja,” ujar Herzaky.
Simulasi kedua jika Ahok dipasangkan dengan Djarot Saiful Hidayat. Ahok-Djarot 20,9 persen vs Risma-Sandiaga 20,9 persen, masih ragu 45,2 persen, tidak jawab 13 persen. Simulasi ini memang menempatkan dua kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yakni Djarot dan Risma bersaing. “Ternyata angkanya seimbang. Mau main dua kaki, masih bisa nih PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Masih terbuka peluangnya,” kata Herzaky.
Hasil selanjutnya dari simulasi kedua yaitu Ahok-Djarot 23 persen vs Yusuf-Sandiaga 15 persen, masih ragu 46,8 persen, tidak jawab 15,2 persen. Ahok-Djarot 24,1 persen vs Sandiaga-Yusuf 14,8 persen, masih ragu 46,8 persen, tidak jawab 14,3 persen. Ahok-Djarot 23,2 persen vs Yusril-Yusuf 14,3 persen, masih ragu 48,2 persen, tidak jawab 14,3 persen. Ahok-Djarot 24,3 persen vs Sandiaga-Yusril 13 persen, masih ragu 48,6 persen, tidak jawab 14,1 persen.
Ahok-Djarot 23 persen vs Sandiaga-Buwas 12 persen, masih ragu 50 persen, tidak jawab 15 persen. Ahok-Djarot 23,9 persen vs Yusuf-Hanafi 11,8 persen, masih ragu 49,8 persen, tidak jawab 14,5 persen. Ahok-Djarot 24,1 persen vs Sandiaga-Agus 10,2 persen, masih ragu 49,8 pesen, tidak jawab 15,9 persen. Ahok-Djarot 24,1 persen vs Sandiaga-Suyoto 9,3 persen, masih ragu 51,6 persen, tidak jawab 15 persen.
Simulasi ketiga, responden disodorkan nama-nama paslon. “Bagaimana kalau tiga pasangan. Ahok sendiri, PDIP sendiri, Sandiaga sendiri,” kata Herzaky.
Adapun hasilnya. Pertama, Ahok-Heru 23,9 persen, Sandiaga-Yusuf 15,7 persen, Buwas-Djarot 1,6 persen, masih ragu 46,3 persen, tidak jawab 12,5 persen. Kedua, Ahok-Heru 21,1 persen, Risma-Buwas 12,5 persen, Sandiaga-Yusuf 11,8 persen, masih ragu 43,7 persen, tidak jawab 10,9 persen. Ketiga, Ahok-Risma 26,1 persen, Yusuf-Hanafi 8,4 persen, Sandiaga-Buwas 7,3 persen, masih ragu 45,2 persen, tidak jawab 13 persen. (bs)
