logo
×

Jumat, 19 Agustus 2016

Do'a Rasulullah: "Ya Allah, barang siapa yang mengurus urusan umatku lalu dia menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia"

Do'a Rasulullah: "Ya Allah, barang siapa yang mengurus urusan umatku lalu dia menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia"

Nusanews.com - Do'a yang dilantunkan Muhammad Syafi'i di hadapan Presiden Jokowi saat Sidang Tahunana DPR/MPR pada Rabu, 16 Agustus 2016 kemarin, menjadi ramai diperbincangkan.

Bagi yang orang-orang yang beriman dan hatinya bersih maka do'a yang disampaikan Muhammad Syafi'i itu merupakan do'a yang utama karena mengharap kebaikan untuk suatu negeri dan dijauhkan dari bencana yang ditimbulkan oleh pemimpin yang khianat.

Ustadz Muhammad Arifin Ilham bahkan menyebut do'a Romo Syafi'i tersebut merupakan suara hati rakyat.

"InsyaAllah abang yakin bapak Presiden, ayahanda Jokowi dan semua para pemimpin, wakil rakyat dan semua kita merasakan rintihan harapan doa suara hati beliau yang juga suara hati kita semua yang mencintai umat dan negeri ini," tutur Arifin Iham di laman facebooknya.

Namun, masih ada yang mempermasalahkan do'a seperti itu. Mereka menyatakan kalau berdo'a ya do'a yang baik-baik saja.

Mungkin mereka lupa atau tidak tahu, bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai tauladan Umat Islam sudah memberi contoh bagaimana berdo'a.

Salah satu do'a yang disampaikan dan diajarkan Baginda Nabi Muhammad SAW adalah mendo'akan pemimpin.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo'a:

“Ya Allah, barang siapa yang mengurus urusan umatku lalu dia menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia. Dan barang siapa yang mengurus urusan umatku lalu dia mengasihi mereka maka kasihilah dia.” (HR. Muslim)

Begitulah Nabi berdo'a dan mengajarkan do'a untuk mencegah kemudhorotan dan mengharap kemaslahatan bagi pemimpin dan rakyat yang dipimpin.

Apakah do'a yang dipanjatkan Rasulullah itu akan anda tuduh sebagai nynyir? Hate speech? ada muatan Politis?

Segeralah bertaubat....(pp)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: