
Nusanews.com - Jangan meremehkan media massa baru yang belum terkenal, kadangkala mereka lebih jujur dalam mengungkap fakta.
Penegasan itu disampaikan tokoh Tim Pembela Muslim (TPM) Mahendradatta menyikapi netralitas pemberitaan media-media mainstream. “Agak janggal, beberapa media propaganda mulai menyelipkan kata ‘mengaku dan mengklaim’ keberhasilan sebagai insinuasi seakan realitanya tidak demikian,” tegas Mahendradatta di akun Twitter @mahendradatta.
Jika pernyataan Mahendradatta cenderung sebagai sindiran, musisi kondang Ahmad Dhani bersuara keras soal media partisan. Telunjuk Dhani mengarah kepada media-media yang mendukung pencalonan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilgub DKI 2017.
“Media yang bungkam terhadap reaksi nyata rakyat menolak Ahok sudah dicatat dalam catatan revolusi rakyat – ADP,” tulis Dhani di akun @AHMADDHANIPRAST.
Dalam tulisan panjang yang dirilis suarajakarta.co, Ketua Forum Betawi Rempug (FBR) KH Lutfi Hakim menegaskan bahwa Ahok telah memanfaatkan media secara massif untuk membangun opini yang menguntungkan Ahok.
“Ahok memanfaatkan media secara massif sebagai sarana membangun opini bahwa dirinya adalah ‘pahlawan APBD’. Ayat-ayat konstitusi yang pada awalnya diyakininya berada di atas ayat-ayat kitab suci mulai tak lagi memenuhi ruang keimanannya. Perlahan Ahok menjerumuskan dirinya kepada kemurtadan terhadap ayat-ayat konstitusi dan mengalihkan imannya kepada ayat-ayat opini yang sesat,” demikian tulis Lutfi Hakim. (it)