logo
×

Kamis, 25 Agustus 2016

“Sikap Ahok dan Pernyataan Kontroversial Bos Asian Agri Bisa Picu Gejolak Sosial”

“Sikap Ahok dan Pernyataan Kontroversial Bos Asian Agri Bisa Picu Gejolak Sosial”

Nusanews.com - Konglomerat Sukanto Tanoto layak menjadi pengkhianat bangsa karena telah menyebut China sebagai “ayah kandung” dan Indonesia sebagai “ayah angkat”.

Penegasan itu disampaikan pengamat politik Muslim Arbi kepada intelijen (25/08). “Sukanto Tanoto sudah terkena kasus pajak, ditambah lagi pernyataan yang menyakitkan bagi bangsa Indonesia. Sukanto pengkhianat bangsa,” tegas Muslim Arbi.

Menurut Muslim, pernyataan Sukanto Tanoto tersebut bisa memunculkan gejolak sosial. “Munculnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ditambah lagi pernyataan Sukanto Tanoto, ini bisa menimbulkan gejolak sosial,” kata Muslim.

Muslim menegaskan, Sukanto Tanoto tidak punya jiwa nasionalis, karena Sukanto juga tidak taat membayar pajak. “Kalau nasionalis tidak mungkin ada kasus penggelapan pajak Asian Agri Group milik Sukanto Tanoto,” papar Muslim.

Sikap Sukanto, kata Muslim, biasa dilakukan para pengusaha keturunan etnis China karena negeri itu mengakui adanya dwi kewarganegaraan atau ius sanguinis. “China punya kepentingan warganya yang tersebar di berbagai penjuru dunia mempunyai kontribusi buat negaranya,” papar Muslim.

Sebelumnya, dunia maya digegerkan pengakuan konglomerat Sukanto Tanoto saat tampil sebagai narasumber dalam sebuah acara televisi di China.

Pengusaha Raja Garuda Emas (RGE) ini membuat pengakuan yang menghebohkan, yakni menyebut Indonesia sebagai “ayah angkat” dan China “ayah kandung”.

“Saya lahir dan besar di Indonesia. Menempuh pendidikan, menikah dan memulai bisnis juga di sana. Tetapi Indonesia adalah ayah angkat bagi saya, karena itu ketika pulang ke China saya merasa menemukan ayah kandung. Itu karena saya masih merasa orang China,” demikian transkrip pernyataan Sukanto Tanoto yang tersebar ke publik.

Menejemen Raja Garuda Emas telah mengklarifikasi pernyataan Sukanto Tanoto tersebut. Dikatakan bahwa transkrip terjemahan pernyataan Sukanto tidak sesuai dengan tujuan dan maksud yang tersirat dari pernyataan Sukanto Tanoto.

“Dalam wawancara tahun 2011 berdurasi 55:29 menit yang beredar di media sosial, Bapak Sukanto Tanoto menjelaskan latar belakang serta filosofi bisnis beliau. Kutipan artikel di Forum Indonesiana, serta terjemahan salah satu bagian video yang beredar, tidaklah sesuai dengan tujuan dan maksud yang tersirat sehingga telah menimbulkan penafsiran yang berbeda,” ujar pihak RGE.

“Metafora yang digunakan oleh Bapak Sukanto Tanoto dalam bahasa Mandarin merupakan bagian dari diplomasi bisnis yang santun sebagai ungkapan hubungan batin dengan nilai-nilai budaya setempat,” jelas RGE. (it)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: