logo
×

Minggu, 11 September 2016

Ini Bukti yang Menguatkan Mirna Diracun Sianida

Ini Bukti yang Menguatkan Mirna Diracun Sianida

Nusanews.com - Ada sejumlah alat bukti yang menguatkan bahwa kematian Wayan Mirna Salihin diduga karena keracunan sianida usai minum kopi Vietnam saat bertemu Jessica Kumala Wongso.

"Ada ekspose sianida pada tubuh korban melalui rute oral, ditandai oleh bukti CCTV, korossive lambung, bukti saksi," kata Ketua Lembaga Forensik Sain dan Kriminologi Universitas Udayana, I Made Agus Gelgel Wirasutasaat dihubungi, Minggu (11/9).

Bukti lainnya, Made Agus, telah terjadi absorpsi CN yang digambarkan oleh distribusi caffein di organ dalam dan urin serta sisa ion Na yang berlebih didalam lambung. Lalu, terjadi korelasi circume of death sebagai tanda simtome keracunan sianida.

"Sehingga dapat disimpulkan sianida yang telah terabsorpsi yang menimbulkan simtome keracunan yang ditampilkan korban," terang Doktor Bidang Toksikologi Forensik di University of George August Goettingen dan University of Hamburg Germany.

Sebelumnya saksi ahli Psikolog Universitas Indonesia, Antonia Ratih Anjayani mengatakan Jessica Kumala Wongso berpotensi memanipulasi isi gelas yang diminum korban Mirna di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat.

"Jessica sangat berpotensi memanipulasi (isi) gelas yang diminum Mirna pada rentang waktu pukul 16.30 sampai 16.55 WIB. Ini berdasarkan analisa," katanya.

Sementara saksi ahli toksikologi forensik Puslabfor Mabes Polri, Dr Nursamran Subandi mengatakan tim forensik melakukan sejumlah uji coba menggunakan barang bukti sisa es kopi Vietnam yang diminum korban Wayan Mirna Salihin dan es kopi Vietnam pembanding.

Ia menjelaskan, barang bukti yang diperiksa adalah satu gelas berisi sisa minuman kopi korban kurang lebih 15 ml (barang bukti/BB I), satu botol berisi sisa minuman kopi korban kurang lebih 200 ml (BB II), satu botol berisi segelas minuman kopi pembanding kurang lebih 350 ml (BB III), satu buah pipet berisi cairan lambung kurang lebih 0,1 ml (BB IV).

"Kemudian, satu toples berisi jaringan lambung dan isinya milik korban (BB V), satu buah toples berisi jaringan hati dan empedu milik korban (BB VI), dan dua buah spoit berisi urine korban volume masing-masing kurang lebih 0,1 ml (BB VII)," ujarnya.

Dikatakannya, berdasarkan uji coba dengan menggunakan sedotan plastik serupa dengan yang digunakan korban saat minum kopi, diperoleh volume rata-rata untuk satu kali sedotan normal kurang lebih 20 ml.

Menurut dia, 20 ml cairan kopi dengan kandungan natrium sianida yang ditemukan dalam barang bukti 14,88 g/l = 0,021 x 14,88 g/l = 0,2976 g/l = 297,6 mg natrium sianida. Artinya, kandungan natrium sianida yang diminum korban berjumlah 297,6 mg.

"Menurut referensi, dosis mematikan terendah NaCN untuk manusia adalah 2,857 mg/kg. Sehingga untuk manusia dengan bobot 60 kg, dosis mematikannya 60 kg x 2,857 mg/kg sama dengan 171,42 mg. Sesuai perhitungan itu, jumlah NaCN yang diminum korban lebih besar dari dosis yang mematikan," jelas dia. (rm)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: