logo
×

Minggu, 11 September 2016

Nusron Wahid Double Job Harusnya Diultimatum Jokowi

Nusron Wahid Double Job Harusnya Diultimatum Jokowi

Nusanews.com - Direktur Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menemukan kelalaian Nusron Wahid sebagai kepala BNP2TKI dalam menjalankan amanat UU, terutama menyangkut perlindungan tenaga kerja Indonesial (TKI).

Selama kurun waktu 2014-2015, papar Uchok, data CBA menunjukkan sebanyak 4.259 kasus TNI bermasalah di empat negara, yakni Hongkong, Malaysia, Arab saudi, dan United Arab Emirates.

Dari jumlah itu, 1.646 TKI ingin dipulangkan, 1.334 TKI meninggal dunia, 1.064 TKI tidak dibayar gaji, 762 TKI putus hubungan komunikasi, dan 564 TKI sakit.

"Nusron Wahid malah lebih asyik mendukung urusan Ahok untuk jadi gubernur Jakarta. Padahal kasus-kasus WNI dan TKI lainnya banyak juga yang tengah menanti atau sudah divonis mati sekitar 200 an orang," kata Uchok.

Belum lagi terkait hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap pengelolaan keuangan BNP2TKI tahun 2015 ditemukan  49 kasus dengan potensi kerugian negara sebesar Rp 19.918.446.300.

Dengan potensi sebesar itu, jelas menurut dia, memperlihatkan kepada publik bahwa Nusron sebagai kepala BNP2TKItidak mampu dalam mengelola duit negara.

Karena itu, Uchok mengingatkan kepada Presiden Jokowi agar konsisten dengan sikapnya. Jokowi pernah bilang menteri atau pejabat negara tidak boleh double job seperti menduduki jabatan pemerintah dan jabatan partai pada waktu bersamaan.

"Kalau tidak bisa fokus di BNP2TKI, lebih baik mundur. Presiden Jokowi, harus konsisten dengan segera tegur Nusron Wahid yang punya double job. Kasih ultimatum mau pilih kepala BNP2TKI atau ikut-ikutan mendukung Ahok yang bukan bagian pekerjaan dia sebagai Kepala BNP2TKI," tegasnya. (rm)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: