logo
×

Rabu, 05 Oktober 2016

Agus-Sylvi Bakal Pimpin Jakarta, Ahok Sudah Tamat

Agus-Sylvi Bakal Pimpin Jakarta, Ahok Sudah Tamat

Nusanews.com - Penolakan terhadap kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), semakin banyak dan meluas. Suara-suara perlawanan kian bergema agar mantan Bupati Belitung Timur itu  tidak lagi memimpin DKI-1.

Bahkan, sejumlah pegawai negeri sipil (PNS) di Pemprov DKI Jakarta bekas anak buah Ahok, sepakat membentuk organisasi simbol perlawanan, yaitu Forum Birokrat Korban (Fobiak) Ahok. Seiring dengan itu, mantan Wakil Gubernur itu dipastikan sudah tamat. Sementara dukungan terhadap pasangan Agus-Sylvi terus mengalir, dan diperkirakan bakal menang dalam Pilgub satu putaran.

“Organisasi tersebut dibentuk sebagai wujud otokritik terhadap perlakuan Ahok yang semena-mena selama berkuasa. Forum ini merupakan kumpulan para birokrat korban kebijakan-kebijakan Ahok," kata Koordinator Fobiak Ahok, Junaedi Nur di Jakarta, Senin (3/10/2016).

Junaedi mengungkapkan, selama memimpin Ibukota, kebijakan Ahok selalu mengutamakan pencitraan seolah-olah ada ketegasan terhadap para birokrat yang telah mengabdi puluhan tahun di Pemprov DKI. Sejatinya, lanjut dia, pencitraan itu hanya sekedar untuk menutupi ketidakmapuan Ahok dalam mengelola pemerintahan.

Menurutnya, banyak kepentingan yang menguntungkan pihak lain. Namun, ketika ada persoalan dibelakang hari, selalu anak buah yang disalahkan atau dikorbankan.

"Bahkan ada birokrat yang kemudian dipidanakan. Padahal mereka menjalankan perintah atasan, karena ketaatan mereka pada pimpinan tertinggi, yakni seorang gubernur," sesal Junaedi.

RS Sumber Waras

Junaedi menambahkan, ketidakmampuan Ahok dalam mengelola pemerintahan serta mengeluarkan kebijakan yang tanpa perencanaan sangat rentan digugat dikemudian hari. Hal itu bisa dilihat dalam kasus RS Sumber Waras, pembelian tanah Cengkareng, penggusuran di Jakarta Utara, serta pembebasahan lahan makam dan sebagainya.

Namun sayangnya, kata Junaedi, seluruh kebijakan tersebut berujung pada dikorbankannya bawahan. Sementara Ahok sendiri, berlagak bersih dan suci.

"Lebih parahnya kadang mereka dituduh melakukan kesalahan yang sudah di opinikan di media. Padahal mereka tidak pernah melakukannya,” kata Junaedi.

Junaedi menuturkan, Fobiak Ahok, akan melakukan langkah-langkah perlawanan dengan mengungkapkan fakta sebenarnya yang terjadi atas kesalahan dalam pengelolaan pemerintahan yang telah jauh keluar dari etika birokrasi yang diatur oleh UU maupun PP," beber Junaedi.

Potensi Kalah

Sementara itu, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA dalam survei terbarunya menyebut Ahok potensial kalah dalam Pilgub DKI 2017.

Dalam akun twitter @DennyJA_WORLD, Denny menyebut adanya data yang mengejutkan. "Saya melihat data LSI soal pilkada DKI yang mengejutkan (survei Okt 2016): Ahok potensial kalah!" tulis akun twitter itu, Senin (3/10/2016).

Denny enggan memberi bocoran terkait hasil surveinya itu. Tetapi dia akan mengungkap semuanya pada saat konferensi pers.

Denny menyebut ada kaitan soal pertaruhan reputasi dalam surveinya itu yang menyebabkan Ahok potensial kalah. Tetapi dia tak menyebutkan secara detail.

Sebelumnya Komunitas Masyarakat Tionghoa Anti Korupsi (Komtak), Lieus Shungkarisma mengatakan, Ahok tidak bisa bersaing di Pilgub 2017, terkait sejumlah kasus yang melilitnya. Utamanya dugaan korupsi pembelian lahan RS Sumber Waras yang berpotensi menyeret Ahok sebagai tersangka. “Ahok sudah finish (habis), sudah gak bisa dibela lagi,” ujar Lieus.

Agus-Sylvi

Dukungan kepada pasangan Agus-Sylviana untuk menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta terus mengalir. Sbelumnya dia didukung pengusaha muda Madura, H. Abdul Hafid.

"Dia tokoh muda yang cerdas, santun, dan juga sangat memerhatikan masalah kemanusiaan. Agus, calon yang diimpi-impikan warga karena selama ini warga sudah cukup lelah dan kecewa dengan kepemimpinan Ahok yang hanya peduli orang-orang berduit " kata Abdul Hafid dalam keterangannya, Jumat (30/9/2016).

Menurut Koordinator Jaringan Muda Pendukung Agus Harimurti ini, pihaknya akan membentuk jaringan dan simpul-simpul agar bersatu memenangkan pasangan Agus Harimurti dan Sylviana Murni pada Pilkada Februari 2017 mendatang.

Dukungan kepada pasangan Agus-Sylvi juga disampaikan Relasi Merah-Putih (RMP). Dukungan sudah dideklarasi di Warung Daun, Cikini Jakarta, Jumat (30/9).  Deklarasi dukungan ini, mengingat Agus merupakan sosok pemimpin muda yang cemerlang, hebat di karir militer, mantap dalam intelektualitas.

"Dari tiga pasangan kandidat, kami bersepakat kuat bahwa Agus-Sylviana adalah duet yang saling mengisi dan memiliki kekuatan untuk menjadikan Jakarta lebih merakyat dan tidak menindas rakyat Jakarta," jelas Azrul.

Selalu Menyakiti

Sebelumnya Boy Sadikin, putra mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin mengemukakan, gaya kepemimpinan dan komunikasi Ahok, menurut Boy sama sekali tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur para pendahulu bangsa.

"Ucapan dan tindakan Ahok‎ selalu menyakiti banyak orang. Bawahannya dibentak-bentak di depan umum, rakyat miskin digusur, diusir sambil dicaci maki. Ini tidak pernah terjadi sepanjang sejarah kita bernegara," ungkap Boy.

Menurut Boy, hal ini  tidak ada kaitannya dengan SARA. “Kalau itu (SARA) saya sudah selesai, saya ini sejak SD sampai pendidikan menengah di sekolah katolik kok," katanya melanjutkan. (ht)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: